Page 241 - ipas-BG-KLS-II
P. 241
Informasi untuk Guru
Secara geografis wilayah Indonesia beriklim tropis basah atau panas lembab
karena berada di garis khatulistiwa dan berbentuk kepulauan dominasi
perairan. Sinar matahari menyinari sepanjang tahun dan curah hujan yang
tinggi. Pengklasifikasian iklim dengan koppen dikembangkan oleh seorang
ahli botani-klimatologi Wadlimir yang berasal dari Jerman. Klasifikasi tersebut
adalah tropis, kering, subtropis, benua, dan kutub. Klasifikasi secara makro
berdasarkan koppen memengaruhi namun tidak memberikan korelasi yang kuat
dengan bentuk rumah tradisional.
Bentuk rumah tradisional lebih dipengaruhi oleh kondisi iklim mikro
atau dataran rendah yang bertemperatur panas atau dataran tinggi yang
bertemperatur rendah (Hermawan dan Astuti 2017). Adaptasi iklim pada dinding
rumah tradisional dibentuk melalui komposisi, irama dan ornamen. Menurut Yuri
Hermawan dan Sri Astuti dalam jurnal Ekpresi Bentuk Klimatik Tropis Arsitektur
Trandisional Nusantara Dalan Regionalisme, terdapat relasi klasifikasi iklim
dengan fungsi dan bentuk rumah seperti dalam tabel berikut:
Topografi Rumah Tradisional Bentuk Fungsi
Iklim sedang maritim tidak dengan musim kering
Dataran Umoh Aceh, Sumatera Atap Dominan Melindungi radiasi,
Rendah air, hujan, dan
(suhu menciptakan volume
panas) suang, insulasi.
Dinding
Perlindungan ternal
ventilasi .
Kolong
Mengalirkan udara
untuk pendinginan.
Pegunungan Kaki Seribu, Arfak Manokwari, Atap Penahan suhu ruang
Papua Barat (Kerucut) agar tetap hangat.
Dinding (Lapis Tidak terdapat
kulit kayu) bukaan jendela
untuk menahan
udara hangat tetap
berada dalam
ruang.
Kolong Tiang-tiang sebagai
sirkulasi udara.
Bab 8 Bentang Alam Indonesia 231