Page 16 - Kumpulan Artikel Rahma
P. 16
sendagurau atau asyik-asyikan, namun tetap saja ini merupakan hal yang tidak
seharusnya dijadikan trend karena sudah pasti akan berpengaruh terhadap
pembentukan karakter penghuni negeri +62 terutama generasi penerusnya.
Pada akhirnya menipu dan mengolok-olok seseorang akan dianggap sebagai
hal yang biasa, sedangkan dengan melakukan hal itu justru memperlihatkan karakter
minus bagi yang melakukannya. Maka dibutuhkan pemahaman dan partisipasi para
penggiat seni dan hiburan untuk turut serta menjaga karakter bernafas Pancasila di
negeri tercinta ini.
Seperti yang dipaparkan oleh Sjarkawi(2006:1)(silabus,org) bahwasanya:
karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang
yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.
Maka peran serta orang tua dan keluarga mengambil bagian terpenting dalam
menciptakan karakter di dalam setiap jiwa peserta didik, didukung oleh lingkungan
sekitar membuat karakter terbentuk semakin sempurna.
Maraknya sikap acuh terhadap sesama dan nyaris punahnya sopan santun
terhadap guru dan orang tua menjadi isu yang tak terbantahkan dewasa ini, generasi
milenial yang cenderung memiliki sifat individualis tinggi yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila, bila hal ini tidak segera diantisipasi maka akan sangat berdampak
bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara yang ber ideologi pancasila.
Diatur dalam Permendikbud nomor 20 tahun 2018 tentang penguatan
pendidikan karakter pada satuan pendidikan formal pada pasal 2 ayat 1, bahwa PPK
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter
terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya
karakter dalam proses mendidik.
Tidak ada gunanya apabila kepandaian dan prestasi dimiliki namun tanpa
diimbangi dengan karakter yang baik, karena akan menghasilkan sumber daya