Page 32 - Sejarah Kebudayaan Islam MI Kelas VI
P. 32

Syekh  Jumadil  Kubro  adalah  sesepuh  dari  Wali  Songo  yang  menyebarkan  ajaran  Islam
                     di  Tanah  Jawa.  Hampir  semua  Wali  Songo  merupakan  keturunan  dari  Syekh  Jumadil  Kubro
                     sehingga ia disebut dengan punjer Wali Songo. Syekh Jumadil Kubro juga disebut memiliki garis
                     keturunan dengan Nabi Muhammad saw.
                         Syekh Jumadil Kubro dimakamkan di Troloyo Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabu-
                     paten Mojokerto, dan diperingati haulnya setiap tanggal 15 Muharam. Makam tersebut merupa-
                     kan makam yang paling umum dari sekian makam Syekh Jumadil Kubro yang juga paling banyak
                     di ziarahi. Ada juga beberapa makam yang diyakini makam dari Syekh Jumadil Kubro, dalam pen-
                     dapat Agus Sunyoto dijelaskan dalam Babad Tanah Jawi menjelaskan ada sebuah makam tua yang
                     diyakini oleh masyarakat setempat sebagai makam Syekh Jumadil Kubro, karena dalam riwayat-
                     nya ia pernah melakukan pertapaan di Bukit Bergota Semarang. Ada juga makam yang diyakini
                     sebagai makam Syekh Jumadil Kubro yang terletak di Desa Turgu, wilayah kaki Gunung Kawastu.
                     Selain itu ada makam yang dipercaya masyarakat Sulawesi Selatan sebagai makam Syekh Jumadil
                     Kubro yang terletak di Tosora, Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Akan tetapi, makam yang paling
                     utama merupakan makam yang berada di Troloyo Trowulan, Kabupaten Mojokerto.



                   C. Keteladanan Akhlak Sunan Gresik

                   Banyak yang bisa dipelajari dari kehidupan sunan tertua di antara keberadaan
                   Wali Songo. Salah satunya adalah membimbing masyarakat Gresik melalui tiga
                   cara, yakni pengobatan, perdagangan, serta akhlak dan budi pekerti yang baik.
                   Kehidupan  masyarakat  Gresik  mengalami  perkembangan.  Dari  masyarakat
                   yang berkebudayaan animisme dinamisme, setelah masuknya agama Buddha
                   berubah menjadi Buddhisme. Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan
                   Arab. Beliau termasuk mubalig Islam pertama yang menyebarkan agama Islam
                   di Jawa. Dalam penyampaian dakwahnya, Syekh Maulana Malik Ibrahim meng-
                   gunakan cara yang moderat. Artinya dalam berdakwah, beliau berkompromi
                   dengan adat istiadat setempat. Sebagai tindak lanjut dari hasil penggembleng-
                   annya melalui pesantren, tokoh-tokoh seperti Raden Rahmat dan Raden Paku
                   adalah penerus jejak sebagai mubalig sekaligus sebagai pemegang tongkat es-
                   tafet dalam memajukan pendidikan melaui sistem pesantren. Berikut beberapa
                   akhlak/keteladanan beliau yang bisa kita contoh.

                   1.  Tidak Memaksakan Kehendak


                   Maulana  Malik  Ibrahim  mendakwahkan  Islam  secara  tadriji  (bertahap)  dan
                   melalui penyesuaian dengan tradisi maupun budaya masyarakat setempat. Ia
                   tidak pernah memaksakan kehendak ketika mengajarkan Islam. Sebagaimana
                   firman Allah dalam Surah Al-Baqarah Ayat 256.

                   2.  Gigih dan Tangguh


                   Maulana Malik Ibrahim merantau jauh dari tanah kelahirannya menuju Tanah
                   Jawa untuk menyebarkan Islam sambil berdagang. Ini menujukkan kegigihan
                   dan ketangguhan beliau.


                     14    Sejarah Kebudayaan Islam MI Kelas VI
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37