Page 31 - Sejarah Kebudayaan Islam MI Kelas VI
P. 31
Artinya:
Dari Aisyah, istri Nabi ṣallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Hai
Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut. Dia mencintai sikap lemah lembut. Allah akan
memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras dan
juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Kegiatan
Lakukan kegiatan berikut secara berkelompok!
Carilah informasi melalui buku, surat kabar, atau internet mengenai fakta menarik tentang
Sunan Gresik. Kemudian, buatlah dalam bentuk mind mapping dan presentasikan hasilnya di
depan kelas!
Tokoh
Syekh Jumadil Kubro
Syekh Jumadil Kubro adalah seorang ulama yang berperan penting dalam penyebaran Islam di
Nusantara dan menjadi tokoh awal dari lahirnya Wali Songo di Tanah Jawa. Nama aslinya adalah
Syekh Jamaludin al-Husain al-Akbar yang lahir pada tahun 1349 M. Gelar Syekh adalah untuk
memasyhurkan seseorang yang mahir dalam keilmuan agama Islam di Nusantara. Makna lain dari
gelar Syekh dipergunakan untuk pendakwah keturunan Arab yang menyebarkan Islam berpaham
tasawuf ataupun ahlussunnah wal Jamaah. Ayah Syekh Jumadil Kubro bernama Sayyid Zainul
Khusen yang sekaligus menjadi guru yang memberikan banyak keilmuan Islam. Ayahnya juga
yang mengasuh sosok Syekh Jumadil Kubro sampai beranjak dewasa sebelum mengembara ke
India menemui kakeknya untuk mempelajari berbagai macam ilmu agama Islam, seperti ilmu
syariah dan tasawuf.
Setelah ia menimba ilmu agama Islam di India, Syekh Jumadil Kubro melanjutkan perja-
lanannya menuju Kota Mekah dan Madinah guna memperdalam keilmuan agama Islam yang
telah dipelajari sebelumya. Namun tidak diketahui dengan pasti siapa saja yang menjadi guru
Syekh Jumadil Kubro di Mekah dan Madinah. Dalam karya Husnu Mufid tentang Syekh Jumadil
Kubro disebutkan bahwa ia melanjutkan untuk memulai perjalanan dakwah pertamanya ke
wilayah Magribi.
Syekh Jumadil Kubro dinikahkan ayahnya dengan seorang putri bangsawan Uzbekistan
sehingga ia semakin dikenal sebagai ulama dengan keilmuan agama Islam yang dimilikinya. Dari
pernikahan itu, ia mempunyai tiga keturunan:
1. Ibrahim Zainuddin al-Akbar as-Samarqondi atau yang lebih kita kenal dengan Ibrahim
Asmoroqondi,
2. Maulana Ishaq, dan
3. Sunan Aspadi.
Bab I Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) 13

