Page 44 - Sejarah Kelas X
P. 44

“Orang­orang sipil sangat mungkin kaget atas serangan   Kabinet pun disusun. Syafruddin, sebagai Presiden
                 yang disebut Agresi Militer II itu. Namun, perwira­perwira   PDRI, merangkap jabatan Menteri Pertahanan, Menteri
                 militer dan elite pemerintahan sipil mestinya sudah   Penerangan, sekaligus Menteri Luar Negeri. Banyak pejabat
                 berhitung. Terlebih serangan tiba­tiba itu,” kata Syafruddin.   PDRI merangkap beberapa jabatan.
                 “Telah berhasil menawan Presiden, Wakil Presiden, Perdana   Pemerintahan itu sering berpindah kantor di sekitar
                 Menteri, dan beberapa pembesar lain.”            Bukittinggi­Payakumbuh demi menghindari sergapan
                    Sebelum ditawan, Soekarno mengadakan rapat di   dan serangan Belanda. Para pejabat sementara itu harus
                 istana. Kepada pejabat yang hadir ketika itu, termasuk Wakil   berjalan kaki berhari­hari, menyusuri hutan pedalaman
                 Presiden Mohammad Hatta, Menteri Johannes Leimena,   laiknya tentara gerilyawan. Perangkat komunikasi radio
                 dan Laksamana Soerjadi Soerjadarma, Soekarno berkata,   untuk mengirim pesan selalu dibawa guna menjalin kontak
                 “sebagaimana rencana kita dalam keadaan darurat seperti   dengan kolega di New Delhi dan Yogyakarta. Agar tidak
                 ini maka pemerintahan sementara Republik dipindahkan   disadap, pemerintahan Republik memakai telik sandi yang
                 ke Sumatra.”                                     dikerjakan oleh para pegawai Dinas Code, yang dirintis sejak
                    Kemudian, sebuah telegram dikirim. Isinya, jika keadaan   1946, cikal bakal lembaga sandi negara.
                 pemerintah  gagal  menjalankan  perannya,  pemimpin   Prakarsa Syafruddin terbukti jitu. Ia berkata sehari usai
                 Republik di Yogyakarta menguasakan kepada Syafruddin   pemerintahan itu terbentuk, bahwa negara Republik tidak
                 untuk membentuk pemerintah darurat di Sumatra.   cuma bergantung kepada Soekarno­Hatta, bahwa sekalipun
                    Selain kepada Syafruddin di Bukittinggi, kota kelahiran   kedua pemimpin itu sangat berharga, tetapi—demikian
                 Hatta di Sumatra Barat, kawat kedua dikirim ke Mr. A.A.   peribahasa yang dipakainya sebagai penyemangat—patah
                 Maramis di New Delhi. Strateginya, bila Syafruddin gagal,   tumbuh hilang berganti.
                 pemerintahan pengasingan di luar negeri harus dibentuk.   Menurut sejarawan Sumatra Barat, Mustika Zed dalam
                 Telegram kepada Syafrudin itu nyatanya tidak pernah   Somewhere in the Jungle: Pemerintah Darurat Republik
                 sampai ke Bukittinggi. Namun, gagasan membangun   Indonesia (1997), setelah Yogyakarta, bahkan Bukitinggi
                 pemerintah darurat sudah ada dalam pikiran para kabinet   diduduki, “Belanda mengumumkan bahwa Republik sudah
                 Republik.                                        tidak ada lagi.”
                    Kondisi menguntungkan lain dalam situasi chaos begitu,   Namun, untunglah, berkat PDRI, “ada perkembangan
                 tidak semua menteri berada di Yogyakarta termasuk   baru yang tidak terduga oleh Belanda membuat keadaan
                 Syafruddin yang sudah di Sumatra. “Kebetulan sejak   krisis kepemimpinan Republik segera dapat dipulihkan
                 November 1948, Mr. Syafruddin Prawiranegara selaku   kembali.”
                 Menteri Kemakmuran RI telah berada di Bukittinggi untuk   Peran pemerintah darurat ketika pemimpin sentral
                 meninjau Sumatra,” tulis Rasyid.                 Republik ditawan ini minim dibahas dalam buku­buku pe­
                    “(Untung saja) pemimpin­pemimpin pemerintahan   lajaran sejarah di sekolah. Namun, dalam gagasan seremo­
                 tidak hilang kepala; segera setelah pemboman agak   nial yang biasa menjangkiti kaum pejabat di Indonesia, di
                 reda, diadakan rapat bersama antara Teuku Mohammad   masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono keluarlah
                 Hasan, Mr. Syafruddin, dan Gubernur Sumatra Tengah,   Keputusan Presiden Nomor 28 tanggal 18 Desember 2006
                 Mr. M. Nasroen pada kira­kira jam sembilan pagi di Gedung   yang menetapkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara.
                 Tamu Agung, tempat bekas kediaman Wakil Presiden   Dalam pertimbangan keputusan itu, mengacu tanggal 19
                 Mohammad Hatta, masing­masing dengan staf,” tulis   Desember 1948 adalah hari bersejarah bagi bangsa Indone­
                 Rasyid.                                          sia karena pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan
                    Menurut Teuku Mohammad Hasan, sekitar pukul 6 sore,   Darurat Republik Indonesia.
                 Syafruddin dan Kolonel Hidayat yang menjadi Panglima   Tentu saja keliru. 19 Desember, sebagaimana lazim
                 Tentara dan Teritorial Sumatra menemuinya. Mereka belum   dike tahui adalah tanggal ketika Republik Indonesia di
                 tahu kabar para pemimpin di Yogyakarta. Syafruddin lantas   Yogyakarta dilumpuhkan. Sementara, PDRI dibentuk tiga
                 punya gagasan merintis pemerintahan darurat. Menurut   hari kemudian. Pemerintahan sementara ini berakhir
                 Hidayat, Kapten Islam Salim adalah orang yang mendesak   pada 13 Juli 1949, ketika Kabinet Hatta meneken per­
                 Syafruddin. Islam Salim, ajudan Hidayat, adalah putra   janji an Roem­Rojen—diambil dari nama kedua delegasi,
                 Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim yang ikut ditawan   Mohammad Roem dan Herman van Rojen—yang sepakat
                 Belanda.                                         salah satunya mengembalikan pemerintahan Republik
                    Pada 22 Desember 1948, sejumlah tokoh Republik di   Indonesia ke Yogyakarta.
                 Sumatra Barat berkumpul di Halaban, sebuah nagari yang   Nantinya, sehari sesudah pengakuan kedaulatan, fungsi
                 berjarak sekitar 56 kilometer dari Bukittinggi. Hari itu juga,   Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Republik berakhir
                 konsep pemerintahan darurat disiapkan. Rapat digelar dan   di saat Soekarno kembali ke Jakarta pada 28 Desember
                 tercetuslah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.  1949.

                                                                  Sumber: https://bit.ly/3AA0fIR


               30          IPS Sejarah Kelas X
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49