Page 35 - Fikih MI Kelas VI
P. 35

Kisah Berhikmah


                                    Kisah Sufi yang Alim dan Tidak ketika Disuguhi Makanan Haram

                        Dalam perjamuan pesta perkawinan, diedarkan piring-piring yang terbuat dari emas dan perak.
                        Piring-piring  itu  digunakan  oleh  tuan  rumah  untuk  menghidangkan  aneka  sajian  bagi  para
                        tamu. Imam Al-Hasan Bashri (lahir di Madinah pada 643 M) dan Farqad suatu hari bertemu
                        pada sebuah perjamuan pesta perkawinan (walimah). Keduanya diundang oleh salah seorang
                        sahabat mereka yang tengah mengawinkan anaknya.
                            Imam Al-Hasan Bashri terkenal seorang ulama yang sangat zuhud pada generasi tabiin.
                        Keilmuannya dalam berbagai bidang diakui dan dicatat oleh banyak orang. Dia salah seorang
                        ulama awal Ahlusunah wal Jamaah. Ia juga dikenal sebagai generasi-generasi awal sufi, se-
                        dangkan Farqad dikenal masyarakat sebagai orang yang taat beribadah. Dalam perjamuan
                        pesta perkawinan tersebut diedarkan piring-piring yang terbuat dari emas dan perak. Piring-
                        piring itu digunakan oleh tuan rumah untuk menghidangkan aneka sajian bagi para tamu.
                            Mengetahui penggunaan bejana berbahan dasar logam mulia tersebut, Farqad yang taat
                        ibadah itu lari menjauh dari meja hidangan karena keharaman pemakaian peralatan yang ter-
                        buat dari emas dan perak. Adapun Imam Al-Hasan Bashri ketika dihidangkan buah kurma se-
                        tangkai pada piring emas dan perak itu tetap duduk menghadapi hidangan dan sajian dari tuan
                        rumah. Ia tidak kehilangan akal. Ia mengambil sebutir demi sebutir kurma dari piring itu hingga
                        kosong, meletakkannya pada roti yang telah disiapkan, dan memakannya. Imam Al-Hasan (wa-
                        fat di Bashrah pada 728 M) kemudian menoleh kepada sahabatnya, Farqad, yang menjauh. “Hai
                        Furaiqad, mengapa kau tidak melakukan seperti ini?” kata Imam Al-Hasan.  Menurut Imam Al-
                        Hasan, pengosongan berbeda dari pemakaian bejana berbahan emas dan perak, tetapi bahkan
                        penghilangan kemungkaran. Imam Al-Hasan dengan ilmu fikihnya menggabungkan sekaligus
                        kesunahan memakan perjamuan walimah, menyenangkan hati tuan rumah yang mengun-
                        dangnya, menghilangkan kemungkaran, dan mengajarkan sebuah hukum fikih. Oleh karena itu,
                        Imam Al-Hasan membuat tashgir (mengecilkan dalam bahasa Arab dengan mengubah bentuk
                        menjadi fu’ail) nama Farqad menjadi Furaiqad.
                        Sumber: https://bit.ly/4cyvTZH, dengan pengubahan



                        Smart Learning
                                             Tonton tayangan mengenai makanan halal dan haram dengan me-
                                             mindai QR Code di samping, mintalah bantuan orang tua atau guru.
                                             Selanjutnya, jawablah pertanyaan berikut berdasarkan isi tayangan!
                                             1.  Mengapa sebagai umat Islam harus lebih cermat dalam memilih
                                                 makanan yang dikonsumsi?
                                             2.  Apa yang dapat dilihat dari kemasan suatu produk?
                                             3.  Mengapa produk berbahan daging, seperti sapi, kambing, dan
                                                 ayam belum pasti halal?
                         Sumber: https://bit.ly/4d1KtZs
                        Sumber asli: https://bit.ly/3S8Orrj  4.  Bagaimana tata cara penyembelihan hewan sesuai syariat Islam?
                                             5.  Jika ada restoran yang menjual makanan halal dan haram dan
                                                 proses masaknya tidak dipisahkan, apakah seorang muslim boleh
                                                 makan di tempat tersebut?



                                                                    Bab I Makanan Halal dan Haram  17
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40