Page 31 - Akidah Akhlak MA Kelas XI
P. 31
Al-Kindi, yang dianggap sebagai pionir filsafat dalam tradisi Islam, membuka jalan bagi
perkembangan ilmu kalam dengan menghadirkan gagasan-gagasan filsafat Yunani ke dalam
pemikiran Islam.
2. Al-Farabi
Al-Farabi, dikenal sebagai al-Mu'allim as-Tsani yang artinya guru kedua setelah Aristoteles,
karena kemampuannya dalam memahami Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama
dalam filsafat. Al-Farabi adalah seorang filsuf muslim Persia yang hidup pada abad ke-9
hingga awal abad ke-10 Masehi dan seorang pemikir politik. Kontribusinya dalam ilmu
kalam terletak pada upayanya untuk menyintesis pemikiran Yunani klasik dengan Islam.
Dia mengembangkan konsep negara ideal (Madinah Fadilah) yang dipimpin oleh seorang
filsuf-raja yang bijaksana. Karyanya yang terkenal, Kitab al-Madina al-Fadilah (Buku Kota
Ideal), memperkenalkan konsep negara berdasarkan pemahaman filosofis.
Selain itu, Al-Farabi juga memainkan peran penting dalam merintis pemikiran
tentang logika dan epistemologi dalam konteks Islam. Dia menulis karya-karya penting
tentang logika, seperti Kitab al-Jam' bayn Ra'yay al-Hakimayn (Buku tentang Penyatuan
Dua Pendapat Bijaksana), di mana dia mencoba menyatukan antara filsafat Aristoteles
dengan pemikiran Neoplatonikus. Al-Farabi juga mengeksplorasi konsep-konsep teologis
dalam karyanya, memperkuat pemahaman tentang eksistensi Tuhan dan hubungan-Nya
dengan alam semesta. Pemikirannya tentang keberadaan Tuhan dan hubungan antara ilmu
pengetahuan dan agama menjadi landasan bagi perkembangan ilmu kalam pada masa
mendatang.
3. Ibnu Sina (Avicenna)
Ibnu Sina, atau dikenal juga dengan nama Latin Avicenna, adalah salah satu pemikir
terbesar dalam sejarah Islam yang memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai
bidang ilmu, termasuk ilmu kalam. Kontribusinya dalam ilmu kalam terutama terletak pada
upayanya untuk menyintesis antara pemikiran rasional dan keyakinan agama Islam. Dalam
karya-karyanya, terutama dalam Kitab An-Najat (Buku Penyelamat), Ibnu Sina membahas
berbagai konsep teologis dengan menggunakan metode rasional dan filsafat. Salah satu
kontribusinya yang paling penting adalah pembelaannya terhadap eksistensi Tuhan. Ibnu
Sina mengemukakan argumen-argumen filosofis yang kuat untuk membuktikan keberadaan
Tuhan, termasuk melalui konsep gerakan dan perubahan dalam alam semesta.
Selain itu, Ibnu Sina juga berusaha untuk memberikan penjelasan rasional terhadap
konsep-konsep agama, seperti kebangkitan dan kehidupan setelah kematian. Dalam
karyanya yang monumental, Kitab Ash-Shifa (Kitab Penyembuhan), Ibnu Sina membahas
tentang ruh, keabadian, dan konsep-konsep metafisika lainnya dalam kerangka pemikiran
filosofis yang rasional. Dia mencoba untuk memperjelas dan memberikan pemahaman
yang lebih dalam tentang keyakinan agama dengan menggunakan alat-alat rasionalitas dan
logika.
Bab I Ilmu Kalam 11

