Page 32 - Akidah Akhlak MA Kelas XI
P. 32
4. Al-Ghazali
Abu Hamid al-Ghazali atau lebih dikenal sebagai Al-Ghazali, merupakan figur sentral dalam
sejarah ilmu kalam Islam yang memiliki kontribusi yang monumental dalam perkembangan
pemikiran keagamaan. Al-Ghazali lahir di Persia dan mengalami perjalanan intelektual
yang luar biasa. Salah satu kontribusi paling pentingnya dalam ilmu kalam adalah upayanya
dalam menegaskan kembali pentingnya wahyu dalam pemahaman akan Tuhan.
Dalam karyanya yang terkenal, Tahafut al-Falasifah (Kerancuan Para Filsuf), Al-Ghazali
menyerang argumen-argumen rasionalis para filsuf muslim, terutama para Neoplatonikus,
yang dianggapnya bertentangan dengan keyakinan agama Islam. Ia menegaskan bahwa
wahyu adalah sumber pengetahuan tertinggi dan bahwa akal manusia memiliki batasannya
sendiri dalam memahami hakikat Tuhan.
Selain itu, Al-Ghazali juga memberikan kontribusi penting dalam menyeimbangkan
antara akal dan wahyu dalam pemikiran Islam. Ia mencoba untuk mereduksi jarak antara
ilmu pengetahuan rasional dan kepercayaan agama, mempromosikan gagasan bahwa akal
manusia dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat keyakinan agama. Dalam karyanya
yang monumental, Ihya Ulumuddin (Menghidupkan Kembali Pengetahuan Agama), Al-
Ghazali mengajukan argumen-argumen filosofis dan teologis untuk menguatkan keyakinan
agama, sambil memperingatkan tentang bahaya memercayai akal manusia sebagai sumber
pengetahuan tertinggi.
5. Ibnu Rusyd (Averroes)
Ibnu Rusyd, yang lebih dikenal di Barat sebagai Averroes, merupakan seorang cendekiawan
muslim Spanyol yang hidup pada abad ke-12 Masehi. Kontribusinya dalam sejarah ilmu
kalam sangat signifikan karena upayanya dalam menyatukan filsafat Aristoteles dengan
teologi Islam. Salah satu karya terpentingnya adalah Tahafut al-Tahafut (Kerancuan dari
Kerancuan), di mana ia membela penggunaan akal dan rasionalitas dalam pemahaman
agama. Dalam karyanya ini, Ibnu Rusyd menolak pandangan Al-Ghazali yang menolak
filosofi Yunani dan menekankan keunggulan wahyu. Sebaliknya, Ibnu Rusyd berpendapat
bahwa pengetahuan rasional dapat bekerja bersama dengan wahyu untuk memperdalam
pemahaman tentang Tuhan dan alam semesta.
Selain itu, Ibnu Rusyd juga membuat komentar-komentar penting terhadap karya-
karya Aristoteles yang memengaruhi pemikiran Barat melalui terjemahan-terjemahan
bahasa latin. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah komentarnya tentang "Etika
Nicomachean" dan "Politika" Aristoteles. Kontribusinya dalam memperkenalkan filsafat
Aristoteles ke Barat telah membuka jalan bagi pengembangan filsafat dan ilmu pengetahuan
di Eropa. Namun, pendekatan Ibnu Rusyd yang lebih rasional dan filsafat terhadap agama
Islam membuatnya dikecam oleh para ulama konservatif pada masanya.
Meskipun pandangan-pandangannya tidak selalu diterima secara luas oleh seluruh mus-
lim pada zamannya, warisan intelektual Ibnu Rusyd sangat berharga dalam perkembang an
ilmu kalam dan pemikiran rasional dalam Islam. Ia menekankan pentingnya penggunaan
12 Akidah Akhlak MA Kelas XI

