Page 15 - Cerita Rakyat Nusantara 38 Provinsi
P. 15
membuka bungkusan. Perutnya sangat anak segera berlari ke atas bukit tanpa
lapar. Makanan yang disodorkan putra- banyak tanya. Setelah memastikan
nya malah membuatnya jijik. anak nya sudah di lereng gunung, si ibu
“Maaf, Ayah.” Anak itu mencuri me nuju sungai.
pan dang pada ayahnya dengan takut. Langit yang semula cerah, tiba-
Tak pernah ia melihat ayahnya semarah tiba menghitam. Hujan turun disertai
itu. “Di jalan tadi aku kelaparan. Jadi gemuruh guntur dan sambaran petir.
kumakan saja makanan milik Ayah.” Wanita penjelmaan ikan itu melompat
Kekesalan ayahnya memuncak. “Dasar ke dalam sungai. Tubuhnya kembali
anak keturunan ikan!” ke wujud asalnya. Sungai meluap
menggenangi lembah. Semakin lama,
“Apa maksud Ayah? Mengapa me- luapan sungai semakin luas hingga
ngata kan aku keturunan ikan?”
terbentuklah sebuah danau.
“Asal kau tahu, ibumu dulu adalah
Danau Toba namanya. Dengan pan-
seekor ikan!”
jang 100 km dan lebar 30 km, danau
Si anak kaget. Ia berlari pulang itu me rupakan danau terbesar di
sambil menangis. Indonesia.
“Ibu! Ibu!” ratapnya sambil me-
meluk ibunya. “Ayah memukulku dan PESAN MORAL
mengatakan aku anak seekor ikan.”
Seketika, lemas tubuh si ibu. Suami- Hendaklah kita mampu menahan
nya telah melanggar sumpah. Dan itu diri dan tidak terbawa emosi.
artinya ….
“Segera lari ke atas bukit dan pan-
jatlah pohon yang tinggi!” perintah si
ibu kepada anaknya.
Melihat kesungguhan perkataan ibu-
nya yang diiringi linangan air mata, si
9 9

