Page 13 - Cerita Rakyat Nusantara 38 Provinsi 
        P. 13
     eorang  pengembara  muda  tiba          me manggang  ikan  tersebut.  Namun,
               Sdi sebuah  tempat  yang  asri.  Di        per sediaan  kayu  bakar  di dapur
               kejauhan,  terlihat  gunung menjulang.     telah  habis.  Pemuda  itu  bergegas  ke
               Di  dekatnya,  terdapat  sungai  besar     kamarnya. Di kolong tempat tidur, dia
               berkelok. Pemuda itu mulai menyiapkan      menyimpan tumpukan kayu bakar.
               tempat  untuk  menetap.  Ia membabat          Betapa  terkejutnya  pemuda  itu
               alang-alang, memotong kayu, dan me-        ketika  tiba  di dapur.  Ikan  besar  itu
               ng anyam  bilah  bambu  dan  dedaunan.     raib. Apa ada di dasar keranjang?
               Ia mendirikan sebuah gubuk. Di dekat
               gubuknya,  ia  menanam  sayuran  dan          Tangan  pemuda  itu  merogoh  ke
               umbi-umbian.  Jika ingin menyantap         dasar keranjang dan mengambil isinya.
                                                          Ternyata,  isinya  beberapa  keping
               ikan, ia akan me mancing di sungai.
                                                          uang  emas.  Ia  menuju  kamar  untuk
                  Suatu  hari,  pemuda  itu  pergi  me-   me nyimpan  uang  emasnya  tersebut.
               mancing. Hingga petang, tak satu pun       Namun,  apa  yang  dilihatnya  di  dalam
               ikan  ia  dapat.  Padahal,  biasanya  ia   kamar lebih mem buatnya terkejut. Se-
               men dapat  banyak  ikan.  Karena  putus    orang  gadis de ngan  rambut  panjang
               asa, ia pulang.                            ter urai sedang duduk menghadap cermin.
                  Tiba-tiba,  seekor  ikan  menyambar        “Siapakah  engkau?”  tanya  pemuda
               umpan di tali pancingnya. Dengan hati-     itu.  “Me ngapa  engkau  bisa  berada
               hati,  si  pemuda  menarik  pancing nya    dalam kamarku?”
               hingga ke tepi sungai dan mengang kat-        Gadis itu tak menjawab. Ia berjalan
               nya. Uh, berat!
                                                          ke dapur. Gadis itu menanak nasi dan
                  Seekor  ikan  besar  menggelepar  di    memasak sayuran, lalu meng hidang kan -
               ujung  tali  pancing.  Ikan  itu  sungguh   nya di atas meja.
               indah.  Sisiknya  berwarna  keemasan,         “Makanlah,”  akhirnya  ia  membuka
               berkilauan  tertimpa  matahari  senja.     suara.
               Pemuda  itu  menggendongnya  seperti
               meng gendong seorang bayi.                    Pemuda itu heran. Namun, perutnya
                                                          lapar. Ia pun makan dengan lahap.
                  Sampai  di rumah,  pemuda  itu  me-
               nyiapkan  alat  memasaknya.  Ia  akan
                                                        7 7





