Page 14 - Cerita Rakyat Nusantara 38 Provinsi
P. 14
“Maaf jika kehadiranku membuat Karena terlalu dimanja, anak mereka
Tuan bingung. Ketahuilah, aku adalah tumbuh menjadi anak pemalas. Anak
penjelmaan ikan yang Tuan pancing tersebut juga mudah merasa lapar.
tadi. Kepingan uang emas tersebut Ketika si anak menginjak usia
adalah pen jelmaan sisik-sisikku. Aku remaja, ibunya kadang menyuruhnya
se orang dewi yang terkena kutukan untuk mengan tarkan makanan dan
menjadi seekor ikan. Aku akan berubah minuman untuk ayahnya di ladang.
wujud menjadi seperti makhluk yang Namun, si anak manja kerap menolak.
memegang tubuhku,” kata gadis itu. Ia malas ber jalan. Lagi-lagi, ibunyalah
“Jika Tuan berkenan, bolehkah aku yang pergi mengantar makanan.
ting gal di rumah ini bersama Tuan?”
Suatu hari, si ibu sakit. Mau tak mau,
“Dengan senang hati, Putri.” Pe- anaknya berangkat ke ladang membawa
muda itu membungkuk. makanan yang telah disiapkan.
Beberapa hari kemudian, pemuda itu Di perjalanan, si anak merasa lapar.
meminta si gadis untuk menjadi istri nya. Ia berhenti dan membuka makanan
yang ia bawa. Dengan lahap, ia makan
“Baiklah,” jawab gadis cantik itu.
hingga tersisa sedikit nasi dan duri
“Tapi ada satu syarat yang harus Tuan
ikan. Anak lelaki itu mengemas kembali
penuhi.”
bung kusannya dan melanjutkan per ja-
“Syarat apakah itu?”
lanan ke ladang.
“Berjanjilah untuk menjaga rahasia
“Ini Ayah, makanan dari Ibu,” kata
asal-usulku. Jangan bocorkan kalau
anak itu saat menyerahkan bungkusan
aku adalah penjelmaan seekor ikan.” makanan pada ayahnya.
“Aku bersumpah, akan menjaga Ayahnya tertawa senang. “Wah
rahasia ini sampai mati,” tekad pemuda … kau rajin sekali hari ini, Anakku,”
itu. katanya sambil membuka bungkusan.
Keduanya menikah. Lalu, lahirlah “Mengapa seperti ini? Ini sisa
se orang anak laki-laki yang tampan. ma kanan!” hardiknya kesal begitu
8 8

