Page 25 - Archipelagos 1
P. 25
“Tidak semua, hanya beberapa anak hebat terpilih saja dan
juga anak yang putus asa dengan kehidupan mereka di dunia
luar, anak yang terpojokkan, terasingkan, seperti yang lebih
memilih membaca buku fantasi dan tenggelam dalam imajinasi
ketimbang berhadapan dengan manusia-manusia di luar sana.
Katanya sih tidak sampai delapan puluh murid yang diterima
setiap tahunnya.”
Ayu seperti pembawaaannya yang ayu. Ia berbicara
dengan sangat lembut, pelan dan jelas walau sedikit cerewet.
Tipe perempuan yang diidamkan para pria sebaya. Mata yang
besar dengan bulu mata yang lentik. Menceritakan kepada Nala
lebih lanjut tentang Archipelagos di bawah samudera.
Nala jadi sedikit punya gambaran. Ia tak ingin bertanya
lebih banyak karena itu hanya akan membuatnya kebingungan.
Maka ia hanya memperhatikan sekitar. Anak-anak di sekelilingnya
tertawa. Tetapi ada juga yang menyendiri dan sibuk dengan
dirinya masing-masing. Tak lama, Nala terlelap.
Nala bermimpi melihat sebuah bayangan hitam yang
melemparkannya bunga edelweis sebelum terdengar suara sirene
dari sudut ruangan dan membuat semua anak melihat ke arah
pintu, menunggu murid berikutnya. Nala membuka mata dan
ikut melihat.
Lima menit berselang, muncul seorang pria berjaket biru tua
dengan tudung, berponi lempar dengan tinggi 175 cm. Ia memakai
kacamata bulat, melindungi matanya yang besar dengan kornea
hitam legam. Semua anak berdiri antusias.
“Mari kita sambut murid kedua puluh lima ... Andi Tanra
Pangerang.”
19

