Page 9 - Archipelagos 1
P. 9

Nala berlari kecil ke kamarnya, mengambil kotak hitam
            dan pergi ke halaman belakang, tepat di atas nisan papanya.

                  Ditatapnya lamat kotak hitam di pangkuannya. Kotak
            yang papanya berikan saat papanya tak bisa lagi berjalan dan
            harus menghabiskan waktu seumur hidup di atas kursi roda.

                  Nala membuka kotak, selembar perkamen tua berdebu
            tergeletak di dalamnya, sebelum sesaat perempuan itu tersenyum
            tipis.

                  Ini pasti surat warisan. Tak akan kubiarkan tante peot mengambil
            semuanya dariku, pikir Nala dengan dengki, dibukanya gulungan
            kertas itu penuh hasrat. Sesaat kemudian matanya mengerut
            membaca kalimat demi kalimat berwarna merah marun di atas
            kertas kuning pucat.




                                       Dari Papa


                 Kepada bunga mawar yang berani dan tak pernah layu
                 Tak ada yang bisa papa berikan lebih selain kertas ini.
                 Maaf karena tiba-tiba. Papa tahu kau sedang berduka,
                    tetapi ini penting. Usap air matamu dan pergilah
                   ke pantai Selatan tanggal 12 November tepat pukul
                  11.11 malam. Bawa pakaian terbaikmu. Pak Trejo akan
                                      membantu.
                Kau pasti bertanya-tanya Nal, tetapi sekarang ikuti saja
                              apa yang Papa perintahkan.
                  Pevita adikku bukan perempuan yang baik untukmu.
               Kau akan pergi ke tempat di mana kau bisa hidup tenang.
                         Tempat yang akan kau anggap rumah.


                                                                          3
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14