Page 7 - MUHAYYI_SMA ISLAM NURUL AMANAH
P. 7
2. Hubungan antara Pembangunan Ekonomi dengan adat dan budaya di dalam
Masyarakat
Permasalahan ekonomi global telah menjadikan hampir seluruh negara di dunia termorat-
marit atas kejadian ini. Indonesia sejauh ini telah membuktikan sebagai salah satu negara
yang mempunyai daya tahan tinggi dalam menghadapi krisis ekonomi global. Saat negara lain
mengalami resesi pada 2009, Indonesia bersama dengan China dan India justru masih
mengalami pertumbuhan sebesar 4,6% dan bahkan terakselerasi pada 2010 dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 6,1% per tahun.
Pembangunan ekonomi akan berjalan dengan baik dan dapat dijadikan sebagai momentum
pembangunan bangsa, maka kita harus menyediakan 4 juta wirausaha besar dan sedang serta
harus mencetak 40 juta wirausahaan kecil. Ini merupakan suatu peluang besar yang
menantang untuk berkreasi mengadu keterampilan membina wirausahaan dalam rangka turut
berpartisipasi membangun negara dan bangsa Indonesia.
Dahulu kewirausahaan merupakan sebuah bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui
pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang paradigma tersebut telah bergeser.
Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
Pengembangan usaha (enterpreneurship) merupakan salah satu momentum pembangunan
ekonomi bangsa. Konsep pembangunan ekonomi kreatif merupakan pembangunan yang
berlandaskan pada kreatifitas. Untuk dapat mengembangkan kreatifitas harus ditumbuhkan
integritas pada setiap individu didalam masyarakat. Kreatifitas merupakan imajinasi, inspirasi
atau kemampuan untuk membuat sesuatu yang berasal dari ide kreatif. Untuk mewujudkan ide
menjadi sebuah karya dibutuhkan integritas yang tinggi atas ide tersebut. Didalam ekonomi
kreatif, kreatifitas dipandang sebagai aset utama. Oleh karena itu, kreatifitas yang berasal dari
ide harus ditingkatkan dan dikembangkan.
3. Sejarah dan teori pertumbuhan ekonomi
Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses
pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-
klasik, Schumpeter, dan post Keynesian. Ahli ekonomi yang lahir antara abad delapan belas
dan permulaan abad kedua puluh ini, lazim digolongkan sebagai aliran/kaum Klasik.
Aliran/kaum klasik ini dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu: aliran Klasik dan aliran Neo-
Klasik. Dari kedua golongan ahli-ahli ekonomi Klasik dan Neo-Klasik, sebagian besar
menumpahkan perhatiannya pada analisis sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka
pendek, hanya sedikit sekali yang menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi.
Kurangnya perhatian kedua golongan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi disebabkan
terutama oleh pandangan mereka yang diwarisi dari pendapat Adam Smith, yang
berkeyakinan bahwa mekanisme pasar akan menciptakan suatu perekonomian berfungsi
secara efisien.
Menurut Schumpeter, perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis
ataupun gradual, melainkan merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus.