Page 13 - Buletin Klenteng Edisi 3 KPPN Singkawang
P. 13

CAP GO MEH



             Singkawang





               Tulisan oleh: Diah Febianingrum  (Pegawai KPPN Singkawang)




               SIMBOL HARMONI BUDAYA
               KOTA TOLERAN DI TANAH AIR




               Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan budaya yang menjadi penutup
               rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Acara ini tidak hanya menjadi ajang
               perayaan keagamaan, tetapi juga simbol harmoni budaya yang kaya di Kota
               Seribu Kelenteng. Perayaan Cap Go Meh yang spektakuler menjadi pusat
               perhatian ribuan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri setiap
               tahunnya.

               Tradisi Cap Go Meh mendapatkan sentuhan lokal yang khas, dengan
               pengaruh budaya Dayak, Melayu, dan Tionghoa yang hidup berdampingan.
               Suasana unik tercipta, di mana perayaan ini bukan hanya milik satu
               komunitas, tetapi dirayakan bersama oleh masyarakat dari berbagai latar
               belakang. Hal ini menunjukkan identitas masyarakat Singkawang yaitu
               semangat gotong royong dan toleransi.

               Secara harfiah, istilah "Cap Go Meh" berasal dari bahasa Hokkien, yang
               berarti "malam kelima belas". Dalam tradisi Tionghoa, malam ini merupakan
               malam purnama pertama dalam tahun baru Imlek, yang dianggap sebagai
               simbol keberuntungan dan harapan baru.

               Festival Cap Go Meh di Singkawang mencetak prestasi. Perayaan yang
               kental akan tradisi dan budaya ini tiga tahun ke belakang masuk sebagai 10
               besar Karisma Event Nusantara (KEN) dari pemerintah pusat. Sejak 2008,
               tercatat menorehkan 11 rekor muri. Mulai dari gerbang Cap Go Meh terbesar,
               naga liong terpanjang, kue keranjang terbesar, hingga atraksi Tatung.

               Ikon Cap Go Meh di Singkawang itu sendiri yaitu parade Tatung. Orang yang
               dipercaya sebagai medium bagi roh atau dewa itu menampilkan atraksi
               ekstrem di hadapan masyarakat seperti menusukkan benda tajam ke bagian-
               bagian tubuh tanpa terluka. Para Tatung juga menyiram percikan air ke
               penjuru jalan yang dipercaya sebagai simbol pembersihan kota dari energi
               buruk. Ketika parade berlangsung, mereka diarak keliling kota, menciptakan
               pemandangan yang penuh warna dan energi.


               Selain parade Tatung, pengunjung juga dapat menikmati berbagai atraksi








            7
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18