Page 31 - Seberkas Asa Di Ujung Kemoceng
P. 31
Bisa Sekolah Lagi Berkat Ijazah
Kejar Paket B
Putus sekolah sempat membuatku sedih. Bagaimana nasib masa
depanku nanti? Apakah aku cukup berhenti di sini, di kelas 1 SMP?
Aku masih haus ilmu, aku masih ingin sekolah.
“Ibu,,, aku masih ingin sekolah, sekolah itu penting,” pintaku pada
ibu.
"Iya Vika,,, sekolah itu memang penting, tetapi mahal. Ayah dan ibu
tak punya uang untuk membiayai sekolah kamu."
Jawaban ibu membuat aku tak bisa berbicara lagi. Kukubur semua
impianku tentang masa depan. Kadang aku menangis jika melihat
teman-temanku pergi ke sekolah.
Karena aku tak bersekolah lagi, aku memilih untuk bekerja. Menjadi
pembantu adalah pilihan satu-satunya bagi orang yang tak punya
pendidikan tinggi seperti aku. Di usia 15 tahun, usia remaja yang
kuharapkan bisa lebih berkembang dalam berbagai bidang, aku
malah harus bekerja. Mencuci dan menyetrika di rumah tetangga
adalah pekerjaanku sehari-hari setelah putus sekolah. Upah Rp.
300.000 akan kuterima setiap bulannya.
Aku memang sempat jenuh dengan rutinitas ini. Ingin rasanya
punya aktivitas lain selain mencuci dan menyetrika.
Semuanya terwujud saat ada orang yang mengajakku ikut
bergabung di Sanggar Mutiara. Seperti teman-temanku yang lain,
aku juga sempat bingung. Kegiatan apaan tuh? Untuk menjawab
pertanyaanku sendiri, aku masuk ke Sanggar dan mengikuti aneka
kegiatan yang ada di sana. Wah,,, luar biasa. Di sanggar banyak
sekali kegiatannya. Ada Kejar Paket, menjahit, kursus komputer
sampai teater. Senang sekali rasanya, apalagi aku bisa dapatkan
banyak teman.
21

