Page 33 - Seberkas Asa Di Ujung Kemoceng
P. 33

“Ingin Ikut Kejar Paket C Supaya


                                  Bisa Kerja di PT”

            Tak ada hal yang membuatku senang selain tatkala ayah dan ibu
            bisa membiayai sekolahku. Sekalipun kondisi ekonomi kami pas-
            pasan, mereka tetap menabung agar aku dan adikku tetap sekolah.


            Ayahku bekerja sebagai tukang becak dan ibu bekerja sebagai PRT
            cuci-gosok  (setrika). Penghasilan  mereka  sangat  rendah namun
            mereka tetap semangat hingga aku bisa sampai kelas tiga SMP dan
            adikku kelas 4 SD.

            Namun situasi memburuk saat ibu mengandung anak keempat. Ibu
            terpaksa melepaskan pekerjaannya. Seiring dengan membesarnya
            kandungan,  ibu tidak kuat lagi  bekerja mencuci dan menggosok.
            Dengan berhentinya  ibu dari pekerjaannya, maka berkurang pula
            penghasilan keluarga.

            Pendapatan ayah dari menarik becak hanya cukup untuk memenuhi
            kebutuhan pokok  keluarga,  tanpa menyisakan  sedikitpun  uang
            untuk membayar biaya sekolah. Keputusan beratpun harus dibuat,
            aku dan adikku berhenti sekolah.

            Putus sekolah menjelang ujian kelas 3 SMP terasa mengecewakan
            bagiku. Nilai-nilai bagus  yang  kuperoleh  selama  ini tidak banyak
            membantu meringankan  keluarga  dalam  membayar uang sekolah,
            Apalagi menjelang ujian,  banyak kebutuhan sekolah  yang  harus
            dipenuhi.

            Salah  satunya  adalah  biaya  ujian  sebesar Rp. 2 juta yang  bagi
            keluargaku sangat besar dan tak terjangkau. Meski guru berkali-
            kali mendatangiku di rumah menyuruhku masuk sekolah lagi, kami
            tetap tidak bisa membayar SPP dan uang ujian itu. Tanpa membayar
            uang ujian, aku jelas tidak boleh ikut ujian kelulusan.



                                            23
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38