Page 8 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 8
VIII
Jadi, sebenarnya setiap orang mempunyai potensi un-
tuk menulis cerita pendek tanpa hams berkeinginan untuk
menjadi penulis profesional. Dalam masyarakat mana pun
ada sejumlah anggata masyarakat yang mendapatkan keba-
hagiaan, kepuasan, dan—mungkin—juga nafkah dalam kegl-
atannya menulis cerita pendek. Mereka itu bisa berasal dari
sekolah apa pun. Pengarang-pengarang yang dikenal luas
sekarang ini pernah bersekolah di Fakultas Kedokteran, Fa-
kultas Ekonomi, Fakultas Sastra; banyak juga di antara me
reka yang sama sekali tidak pernah belajar di perguruan
tinggi. Kesamaan di antara mereka adalah bahwa kegiatan
itu dimulai ketika mereka masih remaja, yakni masa ketika
imajinasi dan kreatifitas mulai bisa dikembangkan sebaik-
baiknya. Tentu saja ada beberapa pengarang yang memulai
kariernya sesudah agak lanjut usianya, tetapi mereka itu
umumnya merupakan perkecualian.
Sejumlah cerita pendek yang dikumpulkan dalam buku
merupakan hasil pemanfaatan imajinasi dan kreatifitas re
maja kita. Mereka mengarang setelah ditantang oleh sayem-
bara yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa. Sepilihan
karangan ini membuktikan bahwa kaum remaja kita mampu
menghasilkan sesuatu yang berharga, yang berupa sema-
cam rekaman penghayatan mereka terhadap kehidupan. Ce
rita ditulis berdasarkan berbagai jenis pengalaman hidup,
baik yang benar-benar pernah dialami atau yang dibayang-
kan oleh pengarangnya. Setelah menjadi cerita, pengalaman
atau bayangan itu menjadi pengalaman baru. Kita bisa ikut
menghayati pengalaman itu. Itulah hakikat karya sastra.
Dalam mengembangkan imajinasi dan kreatifitas itu
para remaja bergerak bebas ke sana ke marl merambah ber
bagai segi kehidupan. Itulah sebabnya, seperti yang tampak
dalam buku ini, cerita-cerita yang mereka tuiis tidak hanya
di seputar cinta remaja tetapi juga berbagai masaiah rumah

