Page 13 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 13

sejawat. Cerita demi cerita bersambung kait.
            Kau begitu unik. Bersikeras mengajakku bermain kejar-
      kejaran seperti anakTK. Terpaksa aku menyanggupinya. Ka-
      rena aku sangat takut ketika kau merajiik. Aku tak sanggup
      kehilangan tawamu. Sesaat kemudian, kita berkejaran. Kau
      pintar menyelinap di antara bebatuan besar dan semak yang
      tinggi. Kau mahir melompat-lompat di sela-sela pepohonan.
            Selincah kancil pun, kau tetap dapat kurengkuh dalam
      lenganku. Kita tertawa-tawa. Kau memukull dadaku pelan
      dan manja. Aku malah semakin membusungkan dada. Kau
      juga malah menggoiekkan kepalamu di bahuku. Rambutmu
      tergerai pada lenganku yang basah. Keringatku  mengucur
      deras. Kau juga. Kubimbing kau di bawah cemara. Di sana
       kita duduk menghela napas. Mengeringkan tubuh yang di-
       banjiri peluh. Namun, tanganmu cepat meraih tisu dari da
       lam tas. Aku terkaget. Jemarimu yang lentik itu  menyeka
       keringat di  keningku dengan lembut Kau tampil dengan
       wajah yang begitu bahagia. Tanganmu betul-betui cekatan.
       Aku serasa tak bertaji di hadapanmu. Kau begitu perhatian
       dan juga mempesona.
            Semenit saja, beberapa lembar tisumu telah basah oleh
       keringatku. Tak hanya kening dan wajahku yang kau seka.
       Kau juga menyeka leher, dada, juga lenganku yang basah.
       Kau juga  berani  menyeka  perutku.  Kau  hendak  nekat
       menyeka  seluruh  tubuhku, tapi  aku cepat-cepat  meng-
       hentikan niatmu. Tanganmu kuhentikan ketika menyeka pe
       rutku. Kau masih tampil dengan wajah yang bahagia. Penuh
       perasaan.
            "Aku suka lelaki yang berpeluh," ucapmu.
            "Kenapa?"tanyaku.
            "Karena kelihatan jantam Aku suka dengan bau keri
       ngat."
            "Sejak kapan kau menyukainya?"
            "Sejak aku berumur empat tahun."
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18