Page 17 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 17

ASING DI TANAH SENDIRI
      Zulkifli




      Batu ketiga melayang.

          Tsuurrsy!
           Meleset. Tempurung kelapa  makin ke hilir  oleh  riak
      yang diciptakan lontaran batu. Huh! Di Baturaja, Cuma de-
      ngan sekali ayunan tangan rontokiah duku-duku Pak Samijo
      tetanggaku. Jaraknya tiga kali iebih jauh. Kini? Aku mendelik
      mata, ingat ... ingat itu  pengaiaman jelek. Penyalahgunaan
      keterampilan. Kesatnya masa lalu  itu  hams renggang darl
      hatimu. Ah, sulitnya  membersihkan diri. Baik mandi seka-
      rang.
           ByuurrI
           Sejuk air kali  mengagetkan sesaat seraya lepas pula
      rintang-rintang pikiranku. Dua puluh hari di kampung hala-
      man sejak delapan tahun tidak  menapak tanahnya nyaris
      membuatku limbung oleh  keadaan-keadaan  berbeda yang
      kualami. Keadaan berbeda yang di luar harapan.
           Aku timbul tenggelam berenang di air yang hanya se-
      batas pinggang. Riangnya mandi di alam terbuka. Bebas. Le-
      bih bebas lagi dengan celana basahan menutup lutut, kuba-
      wa khusus dari Baturaja. Setidaknya jika ada wanita melihat
      aku tidak perlu malu. Namun, ketika tanpa sengaja kepalaku
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22