Page 16 - Perempuan Penggemar Keringat (2002)
P. 16

menyangkal dan menuduhmu mandul. Lalu, kita ke dokter.
           Ternyata, semua tidak ada yang mandul. Tapi, kenapa?
                Tujuh tahun pun menjadi sepuluh tahun. Waktu pun
           berlari. Sepuluh tahun menjadi lima belas tahun. Kita masih
           belum punya momongan. Kau kini  berubah total. Tak ada
           keceriaan sama sekali di wajahmu. Aku pun begitu. Kita ja-
           rang berbicara. Bahkan, seharian tidak berbicara. Sudah li
           ma tahun  kita  tidak  bercinta. Larut dalam  malam-malam
           yang sepi. Tak ada lenguhan.
                 Lima belas tahun kita  membina keluarga. Kita  hanya
           menjumpai kekosongan. Hanya ada duka. Tak lebih. Namun,
           ada sesuatu  yang  masih terbina. Kau masih  menggemari
           keringat. Itulah keunikanmu.
                 Kini, kau tidak hanya menyeka keringatku. Kau sering
           berjalan di pagi hari, menjumpai para buruh, dan menyeka
           keringatnya.  Di siang  hari,  kau juga  berjalan  ke  pasar,
           menyeka keringat para  pedagang. Di sore hari, kau juga
           berjalan ke rumah bordil, menyeka keringat pramunikmat.
                 Kau kini jarang di rumah. Tak ada kesempatan kita un-
           tuk bercinta. Kau juga sudah tak mau kuajak bercinta. Kau
           kini hanya seorang wanita pengelana. Seorang penyeka ke
           ringat yang selalu berbinar-binar matanya.
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21