Page 27 - E-Modul Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
P. 27
diberikan oleh ibunya akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan terlindungi. Melalui
pengalaman dengan orang dewasa tersebut bayi belajar untuk mengantungkan diri dan
percaya kepada mereka. Hasil dari adanya kepercayaan berupa kemampuan
mempercayai lingkungan dan dirinya serta juga mempercayai kapasitas tubuhnya dalam
berespon secara tepat terhadap lingkungannya.
2. Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu (Autonomy vs Shame/Doubt)
Pada tahap kedua adalah tahap anus-otot (analmascular stages), masa ini
biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai dari usia 18 bulan sampai 3 atau 4
tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian (otonomi)
sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu. Apabila dalam menjalin
suatu relasi antara anak dan orangtuanya terdapat suatu sikap/tindakan yang baik, maka
dapat menghasilkan suatu kemandirian. Namun, sebaliknya jika orang tua dalam
mengasuh anaknya bersikap salah, maka anak dalam perkembangannya akan
mengalami sikap malu dan ragu-ragu.
Dengan kata lain, ketika orang tua dalam mengasuh anaknya sangat
memperhatikan anaknya dalam aspek-aspek tertentu misalnya mengizinkan seorang
anak yang menginjak usia balita untuk dapat mengeksplorasikan dan mengubah
lingkungannya, anak tersebut akan bisa mengembangkan rasa mandiri atau
ketidaktergantungan. Misalnya, saat anak belajar berjalan, memegang tangan orang lain,
memeluk, maupun untuk menyentuh benda-benda lain. Di lain pihak, anak dalam
perkembangannya pun dapat menjadi pemalu dan raguragu. Jikalau orang tua terlalu
membatasi ruang gerak/eksplorasi lingkungan dan kemandirian, sehingga anak akan
mudah menyerah karena menganggap dirinya tidak mampu atau tidak seharusnya
bertindak sendirian
3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (Initiative vs Guilt)
Tahap ketiga ini juga dikatakan sebagai tahap kelamin-lokomotor (genital-
locomotor stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode
tertentu saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus
diemban seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa
banyak terlalu melakukan kesalahan. Masa-masa bermain merupakan masa di mana
seorang anak ingin belajar dan mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta
mempelajari kemampuan-kemampuan baru juga merasa memiliki tujuan.
21