Page 34 - MODUL
P. 34
Modul Sejarah kelas XI KD 3.1
3. Dengan peraturan undang-undang akan diberikan tanah-tanah dengan hak Erfpacht, yaitu
hak pengusaha untuk dapat menyewa tanah dari gubernemen paling lama 75 tahun, dan
seterusnya.
Undang-undang agraria pada intinya menjelaskan bahwa semua tanah milik penduduk
Indonesia adalah milik pemerintah kerajaan Belanda. Maka pemerintah Belanda memberi
mereka kesempatan untuk menyewa tanah milik penduduk dalam jangka waktu yang panjang.
Sewa-menyewa tanah itu diatur dalam Undang-Undang Agraria tahun 1870. Undang-undang
itu juga dimaksudkan untuk melindungi petani, agar tanahnya tidak lepas dari tangan mereka
dan jatuh ke tangan para pengusaha. Tetapi seringkali hal itu tidak diperhatikan oleh pembesar-
pembesar pemerintah.
Dengan dibukanya perkebunan di daerah pedalaman, maka rakyat di desa- desa
langsung berhubungan dengan dunia modern. Mereka mulai benar-benar mengenal artinya
uang. Mereka juga mengenal hasil bumi yang diekspor dan barang luar negeri yang diimpor,
seperti tekstil. Hal ini tentu membawa kemajuan bagi petani. Sebaliknya usaha bangsa sendiri
banyak yang terdesak, misalnya usaha kerajinan, seperti pertenunan menjadi mati. Di antara
pekerja-pekerjanya banyak yang pindah bekerja di perkebunan dan pabrik-pabrik. Karena
adanya perkebunan- perkebunan itu, Hindia Belanda menjadi negeri pengekspor hasil
perkebunan.
Undang-Undang Gula (Suiker Wet)
Dalam undang-undang ini ditetapkan bahwa tebu tidak boleh diangkut ke luar
Indonesia, tetapi harus diproses di dalam negeri. Pabrik gula milik pemerintah akan dihapus
secara bertahap dan diambil alih oleh pihak swasta. Pihak swasta juga diberi kesempatan yang
luas untuk mendirikan pabrik gula baru.
Sejak itu Hindia Belanda menjadi negara produsen hasil perkebunan yang penting.
Apalagi sesudah Terusan Suez dibuka, perkebunan tebu menjadi bertambah luas, dan produksi
gula juga meningkat.
29