Page 35 - MODUL
P. 35

Modul Sejarah kelas XI KD 3.1















                                             Sumber:https://klatenqta.wordpress.c
                                     om/dulu- dan-kini/pabrik-gula-gondang-baru/


                                                   Gambar 14: Pabrik Gula

                       Terbukanya Indonesia bagi swasta asing berakibat munculnya perkebunan- perkebunan

               swasta asing di Indonesiaseperti perkebunan teh dan kina di Jawa Barat, perkebunan tembakau

               di Deli, Sumatera Timur, perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan perkebunan
               karet  di  Serdang.  Selain  di  bidang  perkebunan,  juga  terjadi  penanaman  modal  di  bidang

               pertambangan, seperti tambang timah di Bangka dan tambang batu bara di Umbilin.

                       Khusus  perkebunan  di  Sumatera  Timur  yaitu  Deli  dan  Serdang,  tenaga  kerjanya

               didatangkan dari Cina di bawah sistem kontrak. Dengan hapusnya sistem perbudakan, maka

               sistem kerja kontrak kelihatan sebagai jalan yang paling logis bagi perkebunan- perkebunan
               Sumatera Timur, untuk memperoleh jaminan bahwa mereka dapat memperoleh dan menahan

               pekerja-pekerja untuk beberapa tahun.

                       Dalam  tahun  1888  pemerintah  Hindia  Belanda  mengeluarkan  peraturan  pertama

               mengenai persyaratan hubungan kerja kuli kontrak di Sumatera Timur yang disebut (Koelie

               Ordonnantie). Koeli Ordonnantie ini, yang mula-mula hanya berlaku untuk Sumatera Timur
               tetapi  kemudian  berlaku  pula  di  semua  wilayah  Hindia  Belanda  di  luar  Jawa,  memberi

               jaminan-jaminan tertentu pada majikan terhadap kemungkinan pekerja- pekerja melarikan diri
               sebelum  masa  kerja  mereka  menurut  kontrak  kerja  habis.  Di  lain  pihak  juga  diadakan

               peraturan-peraturan yang melindungi para pekerja terhadap tindakan sewenang-wenang dari
               sang majikan. Untuk memberi kekuatan pada peratuan-peraturan dalam Koeli Ordonnantie,

               dimasukkan  pula  peraturan  mengenai  hukuman-hukuman  yang  dapat  dikenakan  terhadap

               pelanggaran, baik dari pihak majikan maupun dari pihak pekerja. Dalam kenyataan ternyata
               bahwa ancaman hukuman yang dapat dikenakan terhadap pihak majikan hanya merupakan

               peraturan di atas kertas  jarang atau tidak pernah dilaksanakan. Dengan demikian ancaman

               hukuman  untuk  pelanggaran-pelanggaran  hanya  jatuh  di  atas  pundak  pekerja-  pekerja
               perkebunan. Ancaman hukuman yang dapat dikenakan pelaksanaan politik pintu terbuka, tidak


                                                           30
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40