Page 90 - Modul Pelatihan Pengurus Koperasi
P. 90
dalam menyerap kerugian akibat investasi dan penurunan nilai aktiva.
Lebih lanjut (Nutri & Wahyuningrum, 2019) mengatakan penilaian atas
kesehatan koperasi aspek permodalan dilakukan untuk mengetahui
kemampuan KSP dan USP dalam menilai tingkat pertumbuhan modal, aset
dan pinjaman yang telah dikeluarkan koperasi. Lebih lanjut lagi (Putri et al.,
2021) mengatakan dalam pengukuran kinerja permodalan sendiri sangat
berguna bagi badan usaha untuk menilai pertumbuhan modal koperasi dan
berguna untuk membandingkan badan usaha lainnya yang sejenis
sehingga apabila suatu saat nanti terjadi kekeliruan maka hasil dari
pengukuran kinerja tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
sebuah keputusan tindakan apa yang akan dilakukan dalam
memperbaiki kekeliruan tersebut.
Dalam Permen Kop dan UKM No. 9 Tahun 2020 tentang pengawasan
koperasi, aspek permodalan paling sedikit meliputi kecukupan permodalan
dan kecukupan pengelolaan permodalan. Menurut Juknis Deputi Bidang
Perkoperasian No. 15 Tahun 2021 tentang Pedoman Kerta Kerja Pemeriksaan
Kesehatan Koperasi, menyatakan variabel aspek permodalan memiliki
indikator dan sub indikator, yaitu:
1) Kecukupan permodalan
Kecukupan permodalan adalah kecukupan atau kemampuan bank
dalam hal permodalan diukur menggunakan rasio kecukupan modal
(Capital Edequacy Ratio (CAR)) (Irawati & Puspitasar, 2020)
Penilaian kecukupan permodalan didasarkan pada 2 (Dua) sub
indikator, yaitu:
a. Ekuitas terhadap Total Aset
Rasio modal sendiri terhadap total aset merupakan pengukuran
kemampuan modal sendiri KSP/USP koperasi dalam mendukung
pendanaan terhadap total aset yang dimilikinya. Sejalan dengan
pendapat Dendawijaya (2005) dalam (Candraeni et al., 2013)
menyatakan bahwa Equity to Total Assets Ratio merupakan rasio
akan penggunaan modal sendiri perusahaan dalam mendanai aset
85