Page 18 - E-modul Potyvirus untuk Siswa
P. 18
bintik-bintik kuning yang menyerupai mosaik pada daun tembakau. Adolf Meyer
meyakini bahwa tanaman tembakau terinfeksi oleh penyakit yang mungkin
disebabkan oleh bakteri. Percobaan sederhana dilakukan oleh Adolf Meyer dengan
mengekstrak cairan dari daun yang terserang penyakit, kemudian mengoleskannya
pada daun tanaman yang sehat. Setelah dilakukan pengamatan, daun tanaman yang
sehat menimbulkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman sebelumnya. Hal ini
membuktikan jika di dalam ekstrak daun yang sakit mengandung agensia penyebab
penyakit (Bhadauria, 2010).
2. Dimitri Ivanowsky
Percobaan ulang dilakukan oleh seorang ilmuwan ahli tanaman asal Rusia
bernama Dimitri Ivanowski pada tahun 1892. Percobaan dimulai melalui
penyaringan cairan ekstrak daun dari tanaman yang sakit menggunakan membran
filter khusus untuk menyaring bakteri. Filtrat yang dihasilkan dari filtrasi kemudian
dioleskan pada daun tanaman yang sehat. Setelah dilakukan pengamatan ternyata
menimbulkan gejala penyakit yang sama seperti tanaman awal. Pengamatan tersebut
menunjukkan bahwa getah dari tanaman tembakau yang sakit tetap menular ke
tanaman tembakau yang sehat meskipun telah disaring. Hal ini meyakinkan Dimitri
Ivanowski bahwa agensia penyebab penyakit yang berada di dalam cairan berukuran
lebih kecil dari bakteri pada umumnya (Bhadauria, 2010).
3. Martinus Beijerinck
Martinus Beijerinck, seorang ilmuwan mikrobiologi Belanda melakukan
percobaan ulang mengenai penyakit pada tanaman tembakau pada tahun 1898.
Martinus Beijerinck mengamati adanya suatu agensia dalam cairan yang mampu
melewati filter dan mampu menimbulkan penyakit yang sama. Martinus Beijerinck
menyebut zat yang disaring dan menular itu sebagai "virus" dan penemuan ini
dianggap sebagai awal dari virologi. Cairan penyebab penyakit tersebut dinamakan
Contagium Vivum Fluidium yang kemudian disebut dengan istilah virus (Bhadauria,
2010).
4. Wendell Meredith Stanley
Wendell Meredith Stanley seorang ilmuwan biokimia dan virologi dari
Amerika pada tahun 1935, mengemukakan bahwa bukan cairannya yang
menyebabkan penyakit, akan tetapi terdapat agensia lain yang disebut partikel yang
18