Page 36 - Lipi Poleng Tanah Lot
P. 36
kehidupan. Ketika sejenak mengheningkan cipta, beliau
melihat pancaran sinar menjulang ke atas menembus
langit biru pada arah tenggara.
Selesai melakukan pemujaan atas kebesaran dan
anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Pemurah,
Dang Hyang Nirarta memercikkan tirta kepada orang-
orang yang turut serta melaksanakan pemujaan.
Selanjutnya, beliau beranjak menyusuri pantai selatan
menuju ke arah tenggara. Lembar-lembar lontar dan
pengrupak terselip di balik selendang poleng yang
melingkar di pinggangnya.
Dari kedua pusaka yang selalu dibawa ke mana
pun kaki melangkah itulah akan tercipta candi-candi
pustaka. Karya tulis yang lahir dari intensitas pemikiran
tentang ketuhanan, makrokosmos, mikrokosmos, dan
pengalaman langsung. Inilah pusaka warisan yang tak
akan lekang walaupun zaman berubah. Sari patinya
bagaikan cermin untuk melihat masa lalu, masa kini,
dan merancang masa depan.
28