Page 37 - Lipi Poleng Tanah Lot
P. 37
TABIR ALAM SEMESTA
Diceritakan dalam perjalanan ini, Dang Hyang Nirarta
melintasi pematang yang bersih karena baru selesai
dirabas. Petak-petak sawah berundak-undak dengan
aliran air yang merata. Suara gemericik air yang jatuh
dari petak yang satu ke petak yang lebih rendah,
bagaikan alunan simfoni. Otot-otot kaki, badan, dan
leher seakan-akan lemas olehnya.
Burung pipit terbang bergerombol lalu hinggap pada
petak- petak sawah yang buah padinya mulai merunduk,
belum menampakkan batang hidungnya. Rupanya
mereka harus menunggu dua belas kali purnama lagi
untuk bisa menikmati bulir-bulir padi kuma santen yang
amat disukainya.
Tiba-tiba muncul sekawanan capung, keempat sayap
mereka terkepak, terbang melayang berkejar-kejaran.
Ada yang berwarna kuning, merah, hijau. Ada pula yang
berwarna hitam bergaris-garis putih (poleng). Entah
apa gerangan terjadi di antara kawanan capung yang
terbang riang gembira itu, tiba-tiba si capung poleng
29