Page 32 - Lipi Poleng Tanah Lot
P. 32
mengabdi demi tegaknya kehidupan keagamaan, beliau
pun berkenan memperbaiki palinggih yang luluh lantak
itu. Dalam waktu singkat palinggih tersebut telah
kembali seperti semula.
Dang Hyang Nirarta melepas gelung sehingga
rambut panjangnya terurai. Beliau mencabut sehelai
rambutnya lantas diberikan kepada si juru sapuh seraya
berkata,
“Letakkan rambut ini di dalam ruang palinggih dan
dipuja (siwi) agar semua orang di daerah ini memperoleh
anugerah keselamatan dan kesejahteraan.”
Semua nasihat dan perintah Dang Hyang Nirarta
dilaksanakan dengan baik oleh juru sapuh. Sejak itu
Parahyangan ini disebut Pura Rambut Siwi.
Di selatan Pura Rambut Siwi membentang laut
biru dengan tepi pantainya berkelok-kelok dari barat
ke timur. Gemuruh gulungan gelombang seakan pecah
lalu mengeluarkan buih berwarna putih ketika beradu
dengan tepi pantai yang berpasir hitam. Petak-petak
sawah dengan daun-daun padinya yang menghijau di
sisi utara pantai, melambai mengalun-alun disapu angin
24