Page 42 - Lipi Poleng Tanah Lot
P. 42
memilihnya untuk tempat berteduh sambil melepas
lelah atau istirahat sejenak. Dang Hyang Nirarta pun
singgah ke dangau itu untuk berteduh lalu bercakap-
cakap dengan si pengembala sapi. Aroma kencing dan
kotoran sapi yang cukup menyengat, mengalihkan
percakapan mereka ke limbah sapi tersebut.
“Pohon kelapa mana saja yang sering dipakai untuk
menambatkan sapi ketika Nanda istirahat?” tanya sang
pendeta kepada si pengembala.
“Hormat Tuan Pendeta, hampir semua pohon kelapa
itu menjadi tempat menambatkan sapi-sapi hamba.
Pengembala lain juga seperti itu,” jawab si pengembala
dengan sopan.
“Beberapa pohon kelapa, yang terletak agak jauh
di sebelah barat, daunnya tampak kusam. Terdapat
bintik-bintik berwarna hitam. Janur muda pada
puncak pohon juga rusak, sepertinya terserang hama
kumbang. Buahnya pun sedikit dan kecil. Jarang atau
tidak pernahkah menambatkan sapi di sana?” tanya
sang pendeta, seakan-akan ingin tahu. “Tidak pernah,
34