Page 20 - Mahmud dan Sawah Ajaib
P. 20

pawang  dan  membawahi  beberapa  orang  nelayan  di
            perahu penangkap ikan tersebut. Lem Mahmud sangat
            memahami  laut  yang  menjadi  tumpuan  hidupnya.

            Ia  ahli  membaca  cuaca,  menafsir  fenomena  alam,
            dan mengetahui lokasi-lokasi ikan yang banyak, dan
            memahami tata kelola laut yang menjadi sumber mata

            pencaharian masyarakat di kampungnya. Di kampungnya
            ia juga dikenal seorang yang bijak. Oleh karena itulah, ia
            diangkat sebagai panglima laut di kampungnya.
                 Panglima laut merupakan orang yang memimpin

            nelayan  dan  mengelola  hukum  adat  laut  di  Aceh.  Ia
            mengatur nelayan di kampungnya untuk peduli terhadap
            lingkungan, seperti melarang mengambil terumbu karang,

            melarang menebang pohon-pohon kayu di pesisir pantai
            seperti pohon cemara, pandan, ketapang, dan bakau serta
            melarang menangkap lumba-lumba dan penyu.

                 Sebagai panglima laut, Lem Mahmud juga membuat
            ketentuan jeda melaut satu hari dalam seminggu agar
            seluruh biota laut, seperti ikan, udang, dan lainnya dapat

            berpijah, bertelur, dan berkembang biak dengan tenang
            tanpa diusik oleh para nelayan. Sehari jeda melaut ini
            juga  memberi  kesempatan  bagi  para  nelayan  untuk
            memperbaiki jala dan perahunya. Selain itu, nelayan juga

            dapat berkumpul dengan keluarganya.







                                          8
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25