Page 21 - Mahmud dan Sawah Ajaib
P. 21

Nah, hari jeda melaut itu ditetapkan pada setiap hari
            Jumat. Pertimbangannya, pada hari itu dapat memberi
            waktu bagi nelayan Aceh yang muslim untuk menunaikan

            kewajiban salat Jumat berjamaah.
                 Di pagi hari Jumat, para nelayan pada umumnya
            memperbaiki  jala  yang  rusak  hingga  menjelang waktu

            pelaksanaan  salat  Jumat.  Mereka  duduk  lesehan
            memanjang di lantai, setiap orang sibuk menjahit kembali
            jala yang rusak, sesekali mereka bercanda sambil minum
            kopi dan makan kue sekadarnya yang dibeli oleh pawang

            mereka di warung kopi.
                 Ketika  azan  pertama  dikumandangkan  kira-kira
            satu jam sebelum masuknya waktu salat Jumat, pawang

            dan para nelayan berhenti bekerja dan pulang ke rumah
            masing-masing untuk mandi dan bersiap ke masjid.
                 Di  masjid,  sebelum  dikumandangkan azan kedua

            penanda waktu salat Jumat telah tiba, pengurus masjid
            mengumumkan dana untuk pembangunan masjid. Hampir
            delapan puluh persen dana pembangunan masjid di

            kampung Lem Mahmud berasal dari sedekah para nelayan.
            Ada tradisi turun-temurun dari generasi ke generasi para
            nelayan Krong Raya untuk menyisihkan lima persen dari
            rezeki yang didapatkan. Misalkan mereka mendapat ikan

            teri yang laku dijual lima puluh ringgit, artinya mereka
            akan bersedekah dua setengah ringgit.





                                          9
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26