Page 6 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 6
SEKAPUR SIRIH SERULAS PINANG
Sungguh tak pernah terbayangkan sebelumnya, betapa
berat menulis sebuah buku. Jauh lebih rumit dibanding
menyusun 100 naskah cerita kaset audio atau dua skenario
film yang saya tekuni selama 40 tahun di bawah bendera
Balerong. Bahwa menulis buku artinya berbicara dihadapan
banyak orang dari berbagai profesi dan disiplin ilmu. Rasany
a mustahil mewujudkan angan-angan untuk melahirkan
sebuah karya tulis yang bermutu; taklah mungkin!. Ternyata
dia memerlukan wawasan khusus tentang materi yang akan
dibincangkan.
Metode pembahasan, gaya bahasa, pilihan kata dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan semua itu. Pada hal
dengan latar pendidikan rendah, ditambah miskinnya
referensi bahan bacaan merupakan kendala dalam
menyudahkan bengkalai. Namun sebagai putra Agam titisan
darah Harimau Campo harus berani:
SAYA AKAN COBA!
ORANG LAIN KOK BISA,
MENGAPA SAYA TIDAK?
Akhirnya, setelah diambang senja menjelang usia 83
tahun, buku yang Anda pegang ini rampung juga.
Alhamdulillah, biar telat dari pada tidak sama sekali.
Terimalah dia apa adanya ibarat kelahiran prematur
berbadan kurus kurang gizi. Hanya itulah batas kemampuan
seorang anak SMA lulusan tahun 1962. Untuk itu, tegur sapa,
Menyingkap Wajah v
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya