Page 15 - kelas10_b_indo_E_kusnadi.pdf
P. 15

baik berhasil maupun tidak berhasil ia akan tetap memiliki harga
                              diri dan kepercayaan diri (Fensterheim dan Baer, 1980: Lazuarus,
                              1991)
                              Usia remaja merupakan masa di mana seseorang mulai banyak
                           berinteraksi secara intensif dengan lingkungan di luar keluarganya.
                           Pada usia remaja semacam itu, sikap dan perilaku asertif akan sangat
                           bermanfaat terutama ketika bergaul dengan orang lain, baik yang sama
                           usia dan status sosialnya maupun yang berbeda. Manfaat yang bisa
                           dipetik oleh seorang remaja yang memiliki kemampuan asertif antara
                           lain:
                              Pertama, sikap dan perilaku yang asertif akan memudahkan remaja
                           dalam bersosialisasi, menjalin hubungan interpersonal secara efektif,
                           untuk berinteraksi dengan siapapun.
                              Kedua, dengan kemampuan mengungkapkan apa yang dirasakan
                           dan diinginkan secara langsung, dapat menghindari munculnya
                           ketegangan, perasaan tidak nyaman akibat menahan dan menyimpan
                           sesuatu yang ingin diutarakannya.
                              Ketiga, asertivitas akan membuat remaja mampu mencari solusi dari
                           berbagai kesulitan yang dihadapinya, sehingga permasalahan tidak
                           menjadi beban yang berlarut-larut.
                              Keempat, asertivitas akan membantu remaja untuk meningkatkan
                           kemampuan kognitifnya, memperluas wawasan tentang lingkungan,
                           dan tidak berhenti pada sesuatu yang tidak diketahuinya.
                              Kelima, asertif terhadap orang lain yang bersikap atau berperilaku
                           yang kurang tepat, bisa membantu remaja bersangkutan untuk lebih
                           memahami kekurangannya sendiri dan bersedia memperbaiki
                           kekurangannya itu.

                           Peran orang tua dan guru
                              Untuk menanamkan asertivitas pada diri remaja, ada dua
                           komponen utama yang sangat berperan, yaitu orang tua dan guru di
                           sekolah.
                              Orang tua harus mampu mengembangkan iklim keterbukaan dalam
                           keluarga, dialogis, dan demokratis. Siap mendengarkan, memotivasi
                           berbagai permasalahan yang dihadapi anak dalam kehidupannya.
                              Guru di sekolah harus memberi pengertian apa yang dimaksud
                           asertivitas dengan memberikan contoh perilaku yang nyata.
                           Membiasakan siswa untuk berdiskusi dengan memberikan stimulasi
                           secara kontinu. Memberi reward pada siswa yang aktif serta memberi
                           kesempatan untuk siswa yang pasif, dengan tetap menghargai
                           meskipun pendapat itu kurang tepat. Menciptakan suasana yang
                           menyenangkan selama proses belajar-mengajar agar siswa tidak merasa
                           tegang dalam mengikuti pelajaran.

                                              Sumber: Gerbang, Juni 2003, dengan perubahan seperlunya





            4 4 4 4 4
                                                           Bahasa Indonesia 1
                                                           Bahasa Indonesia 1
                                                u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 1Bahasa Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X u
                                                           Bahasa Indonesia 1
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20