Page 201 - Buku 9
P. 201

dalam pembangunan  desa,  termasuk pembentukan  ket-
           erampilan  berusaha, tanpa  menyentuh  penguatan  tradisi
           berdesa  dan penguatan  kekuasaan, hak dan kepentingan
           warga. Kapasitas  teknokratis sangat penting  tetapi  tidak
           cukup untuk memperkuat desa. Karena itu pendampingan
           harus bersifat politik. Politik dalam konteks ini bukan da-
           lam pengertian perebutan  kekuasaan,  melainkan  pengua-
           tan pengetahuan dan kesadaran  akan  hak,  kepentingan
           dan kekuasaan mereka, dan organisasi mereka merupakan
           kekuatan representasi politik untuk berkontestasi mengak-
           ses arena dan sumberdaya desa. Pendekatan pendampingan
           yang berorientasi politik ini akan memperkuat kuasa rakyat
           sekaligus membuat sistem desa menjadi lebih demokratis.

              Para  pendamping  bukan  hanya  memfasilitasi
           pembelajaran dan pengembangan kapasitas, tetapi
           juga mengisi “ruang-ruang kosong” baik secara ver-
           tikal maupun horizontal. Mengisi ruang kosong identik
           dengan  membangun  “jembatan sosial”  (social  bridging)
           dan jembatan politik (political bridging). Pada ranah desa,
           ruang kosong vertikal  adalah kekosongan interaksi dina-
           mis (disengagement) antara  warga,  pemerintah desa dan
           lembaga-lembaga desa lainnya.  Pada ranah yang lebih lua,
           ruang kosong vertikal adalah kekosongan interaksi antara
           desa dengan pemerintah supra desa. Karena itu pendamping
           adalah aktor yang membangun jembatan atau memfasilita-
           si engagement baik antara warga dengan lembaga-lembaga
           desa  maupun  pemerintah  desa, agar bangunan desa  yang
           kolektif, inklusif dan demokratis. Engagement antara desa
           dengan supradesa juga perlu dibangun untuk memperkuat


           200                                         REGULASI BARU,DESA BARU
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206