Page 7 - ASAM BASA E-MODUL FIX
P. 7
A. PERKEMBANGAN TEORI ASAM BASA
Sifat asam dan basa suatu larutan dapat dijelaskan menggunakan beberapa teori yaitu
teori asam-basa Arrhenius, teori asam basa Bronsted-Lowry dan teori asam basa G.N Lewis.
Ketiga teori ini mempunyai dasar pemikiran yang berbeda, tetapi saling melengkapi dan
memperkaya. Hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh teori Arrhenius dapat dijelaskan dan
dilengkapi oleh teori Bronsted-Lowry dan tidak bertentangan dengan teori Arrhenius.
Demikian juga teori G.N Lewis dapat melengkapihal-hal terkait asam basa yang tidak dapat
dijelaskan oleh teori Bronsted-Lowry.
1. Teori Arrhenius
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan pengertian asam-basa
berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H ), sedangkan
+
basa adalah zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
hidroksida (OH ).
-
(Sandri Justiana, 2009)
Reaksi ionisasi untuk larutan asam dapat dituliskan:
HA (aq) → H + (aq) + A - (aq)
(J.M.C. Johari, 2009)
Tabel 1.1 Beberapa Contoh Asam, Nama Asam, dan Reaksi Ionisasinya
Rumus Nama asam Reaksi ionisasi
+ -
HF Asam fluorida HF (aq) → H (aq) + F (aq)
+ -
HBr Asam bromida HBr (aq) → H (aq) + Br (aq)
+ 2-
H 2S Asam sulfida H 2S (aq) → 2H (aq) + S (aq)
+ -
CH 3COOH Asam asetat CH 3COOH (aq) → H (aq) + CH 3COO (aq)
+ -
HNO 3 Asam nitrat HNO 3(aq) → H (aq) + NO 3 (aq)
+ 2-(
H 2SO 4 Asam sulfat H 2SO 4 (aq) → 2H (aq) + SO 4 aq)
+ 3-
H 3PO 4 Asam fosfat H 3PO 4(aq) → 3H (aq) + PO 4 (aq)
+ 2-
H 2C 2O 4 Asam oksalat H 2C 2O 4(aq) → 2H (aq) + C 2O 4 (aq)
(Unggul Sudarmo, 2014)