Page 29 - Proyek E-Book Interaktif 1
P. 29

kecuali beberapa Batalion yang hanya dibekali senapan Lee Enfield peninggalan Perang
                       Dunia I dengan peluru yang terbatas.

                              Perlawanan  yang  cukup  mengguncang  Jepang  dilakukan  oleh  Mayor  Jenderal
                       Ilgen di pesisir utara Jawa hingga ke Rembang, namun pasukan Ilgen dipukul mundur
                       dan kembali ke Surabaya, membuat Jepang dengan mudah merebut kota Cepu meskipun
                       instalasi minyak di sana sudah dihancurkan. Di Jawa tengah, kesatuan Stadswacht justru
                       melarikan  diri  di  hari  pertama  pendaratan  Jepang,  sehingga  membuat  Batalion  di
                       Bawean-Salatiga memaksa mereka kembali ke Semarang. Pertahanan Jawa Tengah yang
                       lemah  membuat  Jepang  dengan  mudah  menguasainya  termasuk  Yogyakarta  dan
                       Surakarta pada tanggal 6/7 Maret 1942. Kota Batavia berhasil dikuasai pada tanggal 5
                       Maret  setelah  kota  tersebut  dinyatakan  sebagai  kota  terbuka  dan  semua  aparatur
                       pemerintah pindah ke Bandung. Keadaan Bandung  sangat  kacau dimana orang-orang
                       mulai panik dan tentara mulai kekurangan logistic yang memadai. Banyak orang mulai
                       datang ke Bandung sejak jatuhnya Batavia, begitupun banyak juga yang lari ke Australia
                       lewat Cilacap termasuk beberapa petinggi Belanda seperti van Mook, van der Plas dan
                       Oijen. Jatuhnya Batavia dan Kalijati membuat Jepang mulai melakukan pengeboman di
                       Bandung namun selalu gagal ditangkis oleh LBD, bahkan dikatakan LBD sendiri bosan
                       menghidupkan  sirine  tanda  serangan  udara  karena  seringnya  pesawat  udara  Jepang
                       melintas di Bandung. Di tanggal yang sama, 5 Maret 1942, Pemerintah Belanda di London
                       memerintahkan  Tjarda  untuk  menyerahkan  jabatannya  sebagai  Panglima  Tertinggi
                       kepada  Jenderal  Ter  Poorten  dan  meminta  van  Mook  membentuk  pemerintahan
                       sementara di Australia.


               b. Perundingan Kalijati

                              Pertahanan di perbatasan Lembang pada tanggal 7 Maret 1942 mulai goyah setelah
                       digempur  habis-habisan  oleh  Jepang,  Mayor  Jenderal  Pesman  memperkirakan  jika
                       kondisi seperti itu terus terjadi maka Lembang akan jatuh sedangkan Lembang adalah
                       benteng  terakhir  menuju  Bandung.  Pesman  kemudian  ingin  melakukan  perundingan
                       untuk menyerahkan jalur Bandung-Purwakarta yang sebelumnya pernah dibahas dengan
                       Ter  Poorten.  Pesman  mengirim  dua  orang  bawahannya,  Kapten  Gerharz  dan  seorang
                       penerjemah  Bernama  J.D.  Thijs  untuk  menjalin  kontak  dengan  Jepang,  namun  Thijs
                       gagal  dan  Gerharz  berhasil.  Gerharz  berhasil  menjalin  kontak  dengan  Kolonel  Shoji.
                       Kolonel Shoji sepakat mengadakan perundingan dengan Pesman keesokan harinya dan
                       memerintahkan  Gerharz  untuk  menyiapkan  kain  putih  yang  nantinya  dibentangkan
                       selama  perundingan  sebagai  tanda  bahwa  gencatan  senjata  sementara  diberlakukan.
                       Kolonel  Shoji  segera  menghubungi  Jenderal  Imamura  dan  Imamura  menolak
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34