Page 24 - Proyek E-Book Interaktif 1
P. 24
Pertahanan Hindia Belanda mengandalkan model lama yaitu memusatkan
pertahanan di pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan serta menjaga posisi netral
terhadap konflik militer internasional sehingga fokus Hindia Belanda adalah
mempertahankan kekuasaan atas koloninya dari ancaman internal seperti kudeta.
Perencanaan Hindia Belanda juga mengandalkan sistem yang disepakati tahun 1927, yaitu
mempertahankan wilayah luar Jawa yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta
sedapat mungkin menjaga netralitas dan meminta dukungan militer dari negara asing lain
seperti Inggris dan Amerika Serikat. Pertahanan 1927 sering disebut sebagai pertahanan
territorial karena membagi pertahanan berdasarkan wilayah, dalam hal ini Hindia
Belanda membagi tiga wilayah yang harus dipertahankan:
1. Pertahanan Jawa sebagai pusat pemerintahan
2. Mempertahankan daerah strategis dan bernilai secara ekonomi
3. Memusatkan kekuatan pertahanan pada Angkatan laut dan udara dalam menghadapi
ancaman dari luar pertahanan (pertahanan pertama berada di Angkatan Udara,
pertahanan kedua di Angkatan Laut dan pertahanan ketiga di Angkatan Darat).
Kekuatan udara menjadi sorotan yang hangat dibahas oleh militer Hindia Belanda.
Militer Hindia Belanda mulai memikirkan cara untuk meminimalisir lapangan udara
direbut dan balik digunakan untuk menyerang Jawa, maka dibuatlah lapangan udara di
pedalaman yang jauh dari pantai seperti Singkawang II dan Palembang II. Keberadaan
lapangan udara pedalaman dan rahasia ini sangat bermanfaat Ketika Jepang benar-benar
menyerang Hindia Belanda pada tahun 1942. Hindia Belanda juga menerapkan
perencanaan antisipasi Ketika lapangan udara atau suatu wilayah diperkirakan akan jatuh
ke tangan musuh yaitu dengan politik bumi hangus dan perang gerilya (hal ini diterapkan
di Tarakan dan Banjarmasin). Wilayah Jawa yang menjadi prioritas utama pertahanan
juga dibagi menjadi tiga, yaitu pertahanan di pusat pemerintahan (Batavia dan
sekitarnya), pusat pangkalan Angkatan udara dan laut (Bandung dan Surabaya) serta
Cilacap yang merupakan Pelabuhan utama di selatan Jawa. Pertahanan terakhir yang
dikembangkan oleh Hindia Belanda adalah pertahanan pantai dan jalur-jalur penting
dengan menempatkan Meriam pantai serta sistem pertahanan anti tank, meskipun
pengembangan pertahanan ini terbilang lamban dan terbatas karena dilakukan tahun
1940-an.

