Page 22 - Proyek E-Book Interaktif 1
P. 22
pendudukan Jerman. Untuk bahan-bahan lainnya seperti karet justru melonjak karena
berkaitan dengan kebutuhan perang. Produksi dan persediaan beras pada waktu itu juga
terbilang stabil dimana Jawa dapat mengirim 200.000 ton beras ke pulau-pulau di luar
Jawa. Gudang dan badan yang mengelola persediaan beras juga dibentuk di berbagai
daerah guna menanggulangi kelangkaan beras. Pabrik-pabrik seperti pabrik bola lampu
dan porselen juga masih melanjutkan aktivitas. Secara kebijakan ekonomi, memang
pemerintah kolonial menerapkan kenaikan pajak sebesar dua kali lipat dari pada tahun
1930. Kenaikan pajak ini disebabkan semakin besarnya pengeluaran anggara untuk
kebutuhan militer terutama menjelang akhir tahun 1940-1941. Kenaikan pajak ini tidak
luput dari kritik yang dilontarkan oleh fraksi nasional (kaum pergerakan) di Volksraad,
namun pemerintah tetap abai karena baik pemerintah kolonial maupun Belanda sedang
membutuhkan banyak dana untuk militer. Berikut video persiapan berupa propaganda
dari pemerintah kolonial
C. Persiapan-Persiapan Militer
a. Kemampuan Militer
Persiapan militer Hindia Belanda semakin meningkat tatkala politik internasional
semakin memanas terlebih Ketika Belanda diduduki Jerman. Pendudukan Belanda oleh
Jerman memberikan efek militer yang cukup mengguncang, terutama Angkatan udara
KNIL (ML-KNIL) terkait jumlah pilot dan alutsista. Kekurangan pilot yang terlatih dan
terampil membuat banyak pilot bomber yang sudah berpengalaman dipindah tugaskan di
pesawat tempur, sedangkan pilot yang baru lulus ditempatkan di bomber. Beberapa
sumber bahkan menyatakan bahwa banyak bomber ML-KNIL yang kekurangan personil,
misalnya pembom Glenn Martin yang seharusnya diawaki lima orang dikurangi menjadi
empat orang. Setelah kejatuhan Belanda, ML-KNIL segera dimodernisasi dengan
memesan beberapa pesawat termutakhir waktu itu seperti B-339 D (tiba pada tahun 1941