Page 17 - Proyek E-Book Interaktif 1
P. 17

hubungan dengan Jepang atau hanya sekadar bersimpati kepada Jepang. Beberapa tokoh
                       seperti Ratulangi dan Douwes Dekker ditahan dan dibuang sedangkan Thamrin diduga
                       dibunuh  oleh  PID  karena  diketahui  menjalin  hubungan  dengan  Jepang  secara  lebih
                       intensif. Hubungan yang renggang ini berdampak pada semakin apatisnya masyarakat
                       pribumi  Ketika  perang  semakin  mendekat,  kasus  nyata  ditujukan  dari  sedikitnya
                       pendaftar pribumi di milisi Hindia Belanda yang hanya berjumlah 5.000-6.000 orang
                       saja.


               B. Kondisis Sosial dan Budaya


                              Kondisis sosial pada masa Tjarda berada dalam ketidakpastian, dimana terjadi
                       banyak penghematan termasuk yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal sendiri. Kondisi
                       Pendidikan  pada  masa  Tjarda  terbilang  cukup  baik  dengan  jumlah  total  ada  21.000
                       sekolah dan 40% anak usia 6-8 tahun telah mengenyam Pendidikan. Pada tahun 1940
                                                              ketika  Belanda  diduduki  Jerman  pun  P.J.A.
                                                              Idenburg     selaku    Direktur    Departemen
                                                              Pendidikan      dan     Agama      mengajukan
                                                              penambahan  sekolah  sejumlah  1.000  sekolah,
                                                              meskipun  usulan  tersebut  ditolak  dan  hanya
                                                              disetujui  jika  jumlahnya  hanya  750  sekolah.
                                                              Upaya  peningkatan  Pendidikan  menunjukkan
                                                              sisi  kebijakan  Tjarda  yang  bersifat  progresif
                                                              dimana Tjarda menginginkan Pendidikan dapat
                                                              diakses  dan  diharapkan  dengan  adanya
                                                              peningkatan Pendidikan maka akan berdampak
                                                              pada peningkatan keterampilan yang berujung
                                                              pada peningkatan pendapatan


                                                                      Secara  pembagian  sosial,  pada  masa
                                                              kepemimpinan      Tjarda   terdapat   beberapa
                                                              golongan  masyarakat  yang  menurut  Ong  Hok
                       Ham dibagi menjadi  tiga,  pertama golongan elite pribumi  yang  menerima Pendidikan
                       barat dan berasal dari golongan priyayi yang biasanya mudah untuk bekerjasama dengan
                       pemerintah  kolonial.  Golongan  kedua  adalah  kelas  menengah  yang  ada  di  kota  dan
                       golongan ketiga adalah kaum buruh dan pekerja terampil. Selain penggolongan tersebut
                       juga ada golongan masyarakat lain seperti yang terlibat aktivitas politik dan organisasi
                       maupun yang bersikap apatis. Penggolongan sosial berdasarkan rasialisme juga masih
                       terjadi, yaitu penggolongan berbasis ras (Eropa, Indo,Timur Jauh dan Pribumi).




               C. Kondisi Ekonomi
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22