Page 78 - cerita untuk anak cerdas
P. 78
http://www.harunyahya.com/indo/anak/cerita1/cerita1_01.html
berbicara. Orang itu tak bisa melakukan apapun kecuali terbaring dan menunggu
pemulihannya.”
“Kamu benar,” Taufik setuju. “Ketika itu terjadi, semua yang bisa kaulakukan adalah minum
obat dan menanti agar kesehatan kita membaik.”
Rasyad melanjutkan pembicaraannya.
“Ketika jatuh sakit, sadarlah kita betapa berharganya kesehatan itu. Ketika seseorang berada
dalam kesehatan yang baik dan bisa berjalan, berlari, juga bermain tanpa kesulitan, ia
mestinya memikirkan tentang kesakitan, dan bersyukur pada Allah. Ketika kamu bangun di
pagi hari, bisa berjalan, berlari, dan melakukan apapun yang kamu inginkan, kapanpun kamu
mau, tanpa bantuan orang lain, itu merupakan pemberian yang luarbiasa dari Allah. Seperti
dikatakan dalam buku ini, dengan menciptakan penyakit, Allah membuat orang berpikir dan
mengamati hal ini.”
“Ya, apa yang kamu bilang itu betul,” Taufik mengangguk.
Rasyad melanjutkan penjelasannya. “Ketika aku mulai berpikir
seperti itu, aku tidak lagi merasa sedih. Aku merasa senang karena
pelan‐pelan aku mulai membaik. Aku akan sepenuhnya sehat
ketika sekolah dimulai kembali. Aku bahkan lebih senang lagi
karena sehat, bisa berlari dan bermain.”
Saat itulah Ibu Taufik memasuki ruangan dan memberitahu
anaknya bahwa sekarang saatnya pulang.
“Aku ingin membaca buku itu juga. Maukah kamu
mengirimkannya padaku ketika kamu sudah menyelesaikannya?”
“Tentu saja,” kata Rasyad. “Akan kukirim ke rumahmu segera setelah aku selesai
membacanya.”
Dalam perjalanan pulang, Taufik berpikir lagi tentang apa yang telah dikatakan Rasyad. Ia
gembira melihat temannya bahagia, dan menyimak apa yang telah dikatakan Rasyad
padanya. Ia berkata pada dirinya sendiri, “Kesehatan benar‐benar rahmat yang luarbiasa.
Saat pulang nanti, akan kuberitahu semua temanku tentang hal itu.”
Compile by: http://ndahdien.multiply.com