Page 23 - E-modul Siswa Sistem Koordinasi FIX - Sakinah Vinda Putri Kinasih 170341615046
P. 23
tekstur halus, berwarna putih tetapi agak kotor. Heroin tidak digunakan
dalam pengobatan karena daya adiktifnya terlalu besar dan belum
ditemukan manfaatnya secara medis (Darwis, dkk., 2017).
3. Narkotika Sintetis
Narkotika sintetis merupakan narkotika yang dibuat dari bahan-
bahan kimia. Narkotika sintetis umumnya digunakan untuk pembiusan dan
sebagai pengobatan/terapi bagi orang-orang yang ketergantungan
narkoba, misalnya petidin, methadone, dan naltrexone (Darwis, dkk., 2017).
a. Petidin, adalah obat yang digunakan untuk pengobatan rasa sakit
tingkat menengah hingga kuat, misalnya obat bius lokal untuk operasi
kecil. Petidin merupakan obat yang aman digunakan karena memiliki
risiko ketergantungan yang rendah.
b. Methadone, adalah obat yang secara kimia menyerupai morfin atau
heroin. Metadon dapat digunakan dalam jangka panjang untuk terapi
rasa sakit yang kronis. Methadone dapat digunakan dalam pengobatan
ketergantungan opioida. Methadone memberikan hasil yang dapat
menstabilisasi pasien dengan cara menghentikan withdrawal syndrome
(gejala putus obat/sakaw) yang pada akhirnya akan menghentikan
ketergantungan pasien terhadap opioida.
c. Naltrexone digunakan secara primer dalam terapi ketergantungan
alkohol dan opioida.
B. Dampak Penyalahgunaan Narkotika
Penyalahgunaan narkotika merupakan suatu pemakaian narkotika
secara non-medis atau ilegal sehingga menyebabkan ketergantungan.
Dampak penyalahgunaan narkotika pada seseorang bergantung pada jenis
narkotika yang dipakai, kepribadian pemakai, dan situasi atau kondisi
pemakai. Secara umum, dampak penyalahgunaan narkotika dapat dilihat
dari segi fisik, psikis, dan segi sosial pengguna narkotika (Eleanora, 2011).
1. Dampak Fisik
Gangguan fisik yang mungkin terjadi pada pengguna narkotika
adalah ganguan pada saraf, gangguan pada jantung dan pembuluh darah,
gangguan pada kulit, gangguan pada paru-paru, sering sakit kepala, mual-
mual dan muntah, dan gangguan pada organ reproduksi (Eleanora, 2011).
a. Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:
infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
13