Page 37 - SMP_Legenda Condet
P. 37

sama  pribumi,  jika  memihak  Kompeni,  terpaksa  harus
            dimusuhi. Dalam suasana perang memang kadang hanya

            tersedia satu di antara dua pilihan, menang atau kalah,
            hidup atau mati, jaya atau hancur, tega atau dikhianati.

                 Kehidupan rakyat terjajah yang miskin dan bodoh
            menjadikan  Kompeni  lebih  leluasa  menanamkan

            pengaruhnya,  lebih  leluasa  membujuk  rakyat  untuk
            memihak mereka dengan imbalan harta dan kemakmuran

            yang sebenarnya tak seberapa, seperti rakyat di desa-
            desa yang diserang pasukan Naya Sentika. Kemiskinan

            dan kelaparan menjadikan orang-orang mau memihak
            Kompeni hanya untuk mendapatkan uang dan makanan.

            Mereka  pun  tak  ragu  menyerang  dan  berperang
            dengan  pihak  mana  pun  sesuai  dengan  perintah

            Kompeni.  Apalagi,  Kompeni  pun  memberikan  bantuan
            persenjataan untuk mempertahankan diri.

                 Sebelum bergerak lebih jauh, Naya Gimbal kembali
            ke Desa Bangsri untuk bertemu dan meminta dukungan

            Ki  Gede  Toinah.  Ki  Gede  Toinah  sudah  mendengar
            bahwa Naya Sentika akan datang. Ki Toinah langsung

            mengumpulkan rakyatnya yang sudah terlatih dan siap
            untuk  ikut  berjuang.  Akhirnya,  jumlah  pasukan  yang

            terkumpul di bawah kepemimpinan Naya Gimbal sudah


                                           29
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42