Page 54 - KOTA CERDAS BERBASIS KEBUDAYAAN
P. 54

bahasa  (English  dan  Bahasa  Indonesia)  yang  berbasis  GPS  dengan  tambahan
           peralatan tata suara dolby stereo. (Grafis: Rudi Winarso)

           Becak dan Informasi
                Wisata napak tilas sejarah (wisata sejarah), sambil berburu makanan lezat dan
           menggiurkan (wisata kuliner) dan kenyamanan berbelanja kerajinan untuk kenangan
           (wisata  belanja)  dengan  menyusuri  jalur  bersejarah  merupakan  sensasi  baru  bagi
           wisatawan.  Sebagai  ilustrasi,  misalnya  wisatawan  naik  becak  mulai  dari  Jalan
           Malioboro,  secara  tidak  langsung  wisatawan  sudah  masuk  lorong  waktu  zaman
           perjuangan  merebut  dan  mempertahanlan  kemerdekaan,  di  sepanjang  route  yang
           dilalui terhampar situs-situs penting dan artefak-artefak yang mengisahkan peristiwa
           heroik tersebut, mulai dari Gedung Agung (pada 19 Desember 1948, tempat sidang
           darurat kabinet sekaligus situs tertangkapnya Presiden, Wapres dan Menteri-menteri,
           yang akhirnya diasingkan ke Pulau Bangka) - Benteng Vredeburg (merupakan Kantor
           Kementerian  Pertahanan,  dibombardir  Belanda  pada  hari  yang  sama)  -  Perempatan
           Kantor  Pos  Besar  (merupakan  saksi  bisu  “perang  dini”  dalam  peristiwa  Serangan
           Umum  1  Maret  1949)  -  Plengkung  Nirbaya  (Gading)  -  Alun-Alun  Selatan  -  Jalan
           Polowijan  (Plaza  Ngasem)  -  Komplek  nDalem  Mangkubumen  -  Jalan  Kadipaten  -
           Jalan Kadipaten Kulon - Jalan Suryowijayan, kemudian menyusuri keliling benteng
           Kraton  dengan  menggunakan  moda  transportasi  becak  wisata  yang  sudah
           dimodifikasi.
                Dari contoh route tersebut di atas, pada kenyataan saat ini merupakan pusat
           tujuan  pariwisata  utama  di  Yogyakarta.  Jutaan  wisatawan  pada  setiap  tahun
           berkumpul  di  lokasi  tersebut.  Industri  pariwisata  tumbuh  pesat  di  pusat  Kota
           Yogyakarta  tersebut  -  yang  menghidupi  jutaan  warga  Yogyakarta  dan  sekitarnya.
           Pedagang kaki lima, mulai dari angkringan sampai lapak oleh-oleh, toko-toko busana
           dan  kerajinan,  galeri,  museum,  losmen,  motel,  hotel  dan  convention  hall,  warung,
           rumah makan dan restoran, jasa transportasi, mulai dari becak, andong, ojek, taksi,
           bus umum, bus pariwisata, kereta api sampai pesawat udara.
                Dalam perancangan ini, becak kayuh tradisional ini sudah melakukan inovasi
           berupa;  pertama,  menambah  alat  bantu  penggerak  tenaga  listrik  yang  ramah
           lingkungan dengan energi terbarukan, kedua, inovasi teknologi informasi; becak akan
           berubah fungsi menjadi mesin informasi yang akan memberi nilai tambah angkutan
           tradisional di Yogyakarta, becak ini dilengkapi dengan perangkat audio visual. Pada

                                        53
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59