Page 31 - 1130-SMP-Ratna-Komala-dan-Rumbia-Ajaib-Sj-Fiks
P. 31

Indera itu tetap dimiliki oleh Raja Digar Alam. Sebagai imbalan

            dari taruhan itu, saya inginkan agar agar raja sudi membebaskan
            empat orang penggembala kuda raja beserta kapal seisinya, milik
            Nakhoda Lela Genta. Kembalikanlah  dan bebaskan Nakhoda Lela
            Genta agar kembali ke kampung halamannya!”

                    Raja Digar Alam segera menyanggupi keinginan itu dan ia
            merasa tenang kembali menjadi raja.

                    Keesokan harinya Raja  Digar Alam  menyerahkan empat
            orang    awak  kapal  yang  dipimpin Nakhoda Lela  Genta  beserta
            kapal  seisinya.  Dalam  pertemuan  itu,  Nakhoda  Muda  masih
            merahasiakan penyamarannya. Nakhoda Lela Genta seolah tidak

            mengenal Nakhoda Muda. Setelah Raja Digar Alam berlalu dari
            tempat  itu,  barulah  Nakhoda  Muda  dan  Lela  Genta  berbincang
            semakin akrab  seperti kakak  beradik.  Bibi  perdana  menteri
            berkata.

                    “Untunglah Ratna Komala segera mengajak kami, Paduka
            Tuan, kalau tidak, Tuan akan jadi budak seumur hidup.”


                    Raja  Johan  Syah tersenyum haru mendengar perkataan
            perempuan  tua  itu.  Lain halnya  dengan  Ratna  Komala,  ia sedih
            melihat kakaknya yang berkulit hitam dan berbaju lusuh, tetapi
            agak gemuk dan tampak sehat. Dalam hatinya bergumam, sambil
            memohon, ia merasa lega sudah berhasil membebaskan kakaknya
            sehingga  Johan  Syah dapat  menjadi Raja  Khairan  Langkawi
            kembali.  Kini, Ratna  Komala  kembali  berpikir, upaya apa  yang
            harus dilakukan agar mereka lekas kembali ke istana.






                                         26
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36