Page 42 - Buku Pedoman PKL Terpadu Polkesmas 2019
P. 42

4.  PROFESI FISIOTERAPI (Permenkes RI No. 65 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan
                     Fisioterapi).
                     a.  Dalam  pelayanan  kesehatan  tingkat  pertama  (primer),  fisioterapis  dapat  terlibat
                         sebagai  anggota  utama  dalam  tim,  berperan  dalam  pelayanan  kesehatan  dengan
                         pengutamaan  pelayanan  pengembangan  dan  pemeliharaan  melalui  pendekatan
                         promotif  dan  preventif  tanpa  mengesampingkan  pemulihan  dengan  pendekatan
                         kuratif dan rehabilitatif.
                     b.  Pada  pelayanan  kesehatan  tingkat  lanjutan,  fisioterapis  berperan  dalam  perawatan
                         pasien dengan berbagai gangguan neuromuskuler, musculoskeletal, kardiovaskular,
                         paru, serta gangguan gerak dan fungsi tubuh lainnya.
                     c.  Fisioterapis  juga  berperan  dalam  pelayanan  khusus  dan  kompleks,  serta  tidak
                         terbatas pada area rawat  inap, rawat jalan, rawat  intensif, klinik tumbuh kembang
                         anak, klinik geriatri, unit stroke, klinik olahraga, dan/atau rehabilitasi.
                         1)  Fisioterapi  musculoskeletal  antara  lain  orthopaedi,  cedera  olahraga,  dan
                             kesehatan  haji,  melalui  pendekatan  antara  lain  dengan  joint  manipulation,  soft
                             tissue manipulative, kinesio tapping and splinting, dan exercise therapy.
                         2)  Fisioterapi  neuromuskuler  antara  lain  neurologi  dan  tumbuh  kembang
                             (anak/geriatri),  melalui  pendekatan  antara  lain  bobath,  proprioceptive
                             neuromuscular  fascilitation,  feldenkraise,  tickle  manuver  cough  for  cerebral
                             palsy, dan dolphin therapy.
                         3)  Fisioterapi kardiovaskulopulmonal antara lain  jantung, paru,  dan intensiv care,
                             melalui  pendekatan  antara  lain  manual  lymphatic  drain  vein,  visceral
                             manipulation,  muscle energy therapy, basic cardiac life support, dan berbagai
                             terapi  latihan  baik  individu  maupun  kelompok  (misal  tai  chi,  senam  ashma,
                             senam stroke).
                         4)  Fisioterapi   Integumen    dan   kesehatan    wanita   antara    lain   wound
                             management, wellnes/spa, kecantikan.
                     d.  Fisioterapis  dalam  melaksanakan  praktik  mandiri  berperan  dalam  memberikan
                         pelayanan fisioterapi tingkat pertama (primer) atau tingkat lanjutan, sesuai dengan
                         kompetensi dan kewenangannya.
                     e.  Pelayanan fisioterapi dikembangkan dalam lingkup promotif, preventif, kuratif, dan
                         rehabilitatif dalam spektrum yang bersifat umum maupun kekhususan pada tingkat
                         fasilitas pelayanan kesehatan.

                 5.  PROFESI  FARMASI  (Permenkes  RI  No.  58  Tahun  2014  Tentang  Standar  Pelayanan
                     Kefarmasian Di Rumah Sakit)
                     Tenaga  Teknis  Kefarmasian  adalah  tenaga  yang  membantu  apoteker  dalam  menjalani
                     Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
                     Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
                     Dalam  pengorganisasian  Rumah  Sakit  dibentuk  Tim  Farmasi  dan  Terapi  (TFT)  yang
                     merupakan  unit  kerja  dalam  memberikan  rekomendasi  kepada  pimpinan  Rumah  Sakit
                     mengenai  kebijakan  penggunaan  Obat  di  Rumah  Sakit  yang  anggotanya  terdiri  dari
                     dokter yang  mewakili  semua spesialisasi  yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi
                     Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan. TFT mempunyai tugas:
                     a.  mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di Rumah Sakit;
                     b.  melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk dalam  formularium Rumah
                        Sakit;
                     c.  mengembangkan standar terapi;
                     d.  mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan Obat;








              Buku Panduan PKL Terpadu dengan Konsep IPE-CP                                 Page 36
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47