Page 13 - SD_Bohong Merinang
P. 13

Ibunya hanya membalas pernyataan anaknya dengan
            tersenyum.  Pernyataan  anaknya  cukup membesarkan

            hatinya hari itu. Ia yakin bahwa hari itu pasti akan ada

            orang yang rela berbagi rezeki dengan mereka.

                Begitulah keseharian mereka. Akan tetapi, mereka
            menjalani hari-hari mereka di Desa Sicike-Cike dengan

            penuh kesabaran. Ketika pagi hari tiba, mereka berharap

            ada  pemilik  lahan  yang  mempekerjakan  mereka  di

            kebunnya.  Setidaknya,  upah  dari  situ  cukup  untuk
            makan mereka dalam beberapa hari ke depan. Seperti

            pagi  yang  cerah  itu,  seorang  pemilik  lahan  datang  ke

            gubuk  mereka.  Maksud  kedatangan  si  pemilik  lahan

            sudah diketahui oleh mereka.
                “Simpersah,  saya  membutuhkan  tenagamu  dan

            ibumu  hari  ini  untuk  membersihkan  kebun  jagungku

            yang  di  kaki  gunung.  Maukah  kalian  membantuku?

            Nanti upahmu adalah sekarung ubi kayu,” kata laki-laki
            pemilik lahan itu.

                Sebelum  sang  ibu  menyanggupi,  Simpersah  sudah

            lebih  dulu  menjawab,  “Mau,  Paman.  Hari  ini  saya








                                                                        3
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18