Page 291 - Modul MP
P. 291
Materi Pelatihan Inti 3b – Modul Perencanaan dan Penganggaran Puskesmas
PUSAT PELATIHAN SDMK-BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
itu pula, langkah awal dalam melaksanakan PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN KESEHATAN DAERAH adalah melakukan “analisis
situasi wilayah“ secara komprehensif, yang dalam perspektif
kesehatan terdiri dari 7 entitas sebagai berikut:
1. Entitas wilayah geografi
2. Entitas wilayah administratif
3. Entitas demografi
4. Entitas epidemiologi
5. Entitas lingkungan fisik dan biologis
6. Entitas sosial budaya
7. Entitas kegiatan ekonomi dan industri
b) Komprehensif
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN DAERAH
adalah penyusunan rencana kerja dan rencana anggaran kesehatan
yang bersifat komprehensif yang meliputi:
1. Rencana program kesehatan yang perlu dan wajib dilaksanakan
daerah, yang terdiri dari program UKM dan UKP
2. Rencana penguatan sistem kesehatan di daerah
Jenis program tersebut telah ditetapkan dalam beberapa kebijakan
seperti diatur dalam UU-23/2014 tentang pembagian urusan
kepemerintahan, UU-36/2009 tentang kesehatan, PP tentang SPM,
Perpres-72/2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
c) Bottom up
Kebijakan kesehatan nasional (UU-36/2009, Perpres-72/2012, PP
tentang SPM, RPJMN dan Renstra Kesehatan) telah menetapkan
hampir semua jenis program kesehatan yang perlu dan harus dilakukan
di daerah. Semua program tersebut sudah mencakup hampir semua
kebutuhan dan masalah kesehatan yang di setiap kabupaten/kota.
Kalau demikian, apakah perencanaan bottom up masih diperlukan?
Proses “bottom up“ tetap diperlukan dan PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN KESEHATAN DAERAH mengakomodir proses
“bottom up“ tersebut, terutama dalam mengidentifikasi faktor-faktor
resiko kesehatan yang bisa bersifat spesifik daerah (local spesific).
Misalnya, masalah stunting ada di banyak kabupaten, namun faktor
resikonya bisa berbeda antara daerah: ketahanan pangan, pola asuh
anak yang terkait dengan budaya, insidens dan penyakit infeksi, porsi
belanja rokok dalam belanja RumahTangga, dll. Demikian juga, faktor
resiko malaria bisa berbeda antar daerah: kegiatan penambangan liar,
perilaku nyamuk, laguna, dll. Assement faktor resiko ini bisa diketahui
dalam proses analisis situasi berbasis wilayah seperti disampaikan
diatas.
Pelatihan Manajemen Puskesmas | 39