Page 27 - Kumpulan Cerita Inspiratif KKN BMC 2 2021_Kecamatan Gayamsari
P. 27
kira dari Kelurahan Pandean Lamper hanya aku saja yang kuliah di Unnes. Ternyata tiga
mahasiswa ini rumahnya dekat dengan rumahku, yaaa bisa dibilang kami berempat ini
tetanggaan, lah. Jadi, sebenarnya aku cukup terkejut namun senang karena ada teman satu
plot dan ini bisa meringankan tugas luaran karena bisa dikerjakan bersama-sama.
Program kerja wajib individu yang harus dilakukan adalah Unnes Mengajar dan Duta
Perubahan Perilaku. Sebenarnya, aku tidak mempermasalahkan kegiatannya. Namun, kalau
kalian mau tahu, di RT ku ini perlu usaha yang lebih karena banyak rumah yang kosong alias
tidak berpenghuni. Contohnya saja, dua rumah di depan rumahku. Kedua rumah tersebut
kosong sejak beberapa tahun lalu. Lalu, rumah di sebelah kanan rumahku saat ini hanya
didatangi tukang karena dibangun ulang. Sedangkan di sebelah kiri rumahku, entah ada orang
di dalam rumah atau tidak, tapi rumah itu selalu tertutup. Warga RT ku juga rata-rata lansia.
Kalaupun ada orang dewasa, mereka banyak yang berprofesi sebagai pekerja kantoran.
Bahkan, anak-anak di RT ku tercatat hanya ada anak dari Pak RT, hahahaha... Kalau aku sih,
suka bercandain RT ku ini dengan sebutan “RT mati”, karena sangat sepi seperti tidak ada
aktivitas warga.
Aku harus memutar otak agar program kerja tetap berjalan. Aku berusaha
mengumpulkan data-data anak-anak di wilayah rumahku, walaupun bukan dari RT ku.
Untungnya, ada Alfina, si anak FIP yang ternyata satu RW denganku. Aku minta bantuan
Alfina untuk mendata anak-anak di RT nya. Setelah itu, aku koordinasi dengan Ketua RW.
Untungnya, Ketua RW ku ini sangat humble, santai, dan enak untuk diajak ngobrol. Aku
panggil beliau “Mas Hery”, padahal beliau itu bapak-bapak, hahaha. Gayanya yang nyentrik,
casual, dan kekinian yang bikin aku berani panggil beliau “Mas”. Aku belajar banyak dari
sikap Mas Hery, karena sikap inilah yang seharusnya ditekankan ke masyarakat, bahwa
dalam struktur pemerintahan baik terkecil hingga lingkup negara, semua harus saling
menghargai dan rendah hati.
Oke. Setelah koordinasi dengan Mas Hery, kami berempat lanjut koordinasi dengan
pengurus RW 04. Menariknya, wilayah RW 04 ini terbagi menjadi dua karena di antara
wilayah selatan dan utara terdapat jalan raya. Aku biasa sebut dengan Majapahit. Orang
Semarang pasti tahu jalan Majapahit. Nah, karena wilayah RW 04 yang terbagi, maka aku
sempat berpikir untuk membagi program kerja juga. Misal, program kerja A untuk wilayah
selatan, sedangkan program kerja B untuk wilayah utara. Maka aku dan teman-teman
mencoba menerapkan. Tapiii, antar pengurus RW baik utara maupun selatan saling memberi
kabar tentang kegiatan apa yang dilakukan mahasiswa KKN. Hal ini membuat masing-
masing wilayah merasa iri karena program kerja yang diterapkan tidak sama. Kami cukup
22