Page 98 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 98

HALAMAN TERAKHIR:

               RAMAI YANG DIBAWA PERGI



                                 Mozza Aurelya Makbul

                 "manusia itu bagiannya berdoa dan usaha, sisanya biar jadi kehendak
           yang maha kuasa."

                 Matanya  sibuk  menatap  layar  ponsel,  jari  jemarinya  lihai  bergerak
           diatas  papan  ketik  merangkai  kalimat  demi  kalimat.  Lisa,  orang-orang
           mengenalnya  demikian.  Dirinya  sibuk  berbalas  pesan  dengan  seseorang.
           Hampir  lebih  dari  satu  jam  gadis  tersebut  tak  lepas  dari  kegiatannya  itu.
           Hingga  seseorang  diujung  ponselnya  berhenti  mengirim  pesan,  menutup
           percakapan  diantara  keduanya.  "Selamat  malam"  Jadi  pesan  terakhir  yang
           diterimanya.  Lisa  menghela  napasnya  pelan,  senyumnya  tiba  tiba  saja
           merekah,  percakapan  antara  dirinya  dan  sahabat  nya  barusan  menyusun
           kepingan  kenangan  tentang  masa  putih  abu  abunya,  menciptakan  perasaan
           bahagia namun sekaligus hampa.
                 Malam  itu,  Lisa  menghabiskan  waktunya  menulis  sesuatu  dibuku
           hariannya,  buku  yang  halamannya  sudah  banyak  menyimpan  kisah,  seiring
           waktu kisah-kisahnya menjadi memori istimewa baginya. Lisa menulis sesuatu
           pada lembar terakhir tersebut "halaman terakhir ; ramai yang dibawa pergi".
           Diusapnya  lembaran  tersebut  seolah  merupakan  hal  penting  bagi  hidupnya.
           Ingatannya kembali pada hari-hari sebelum hari ini, hari-harinya sebagai salah
           seorang siswi di sekolah negeri yang tengah ia tempuh saat itu.
                 Sudah  tiga  hari  Lisa  terus  menerus  memantau  website  penerimaan
           siswa  sekolah  menengah  atas  di  kotanya,  sudah  beberapa  bulan  sejak  hari
           kelulusannya, Lisa telah menyiapkan banyak hal, bahkan belajar paruh waktu,
           bukan  tanpa  tujuan,  semua  dilakukan  Lisa  dengan  harapan  usahanya
           membuahkan  hasil  sehingga  membawanya  diterima  pada  salah  satu  sekolah
           impiannya.

                 Namun  hari  itu,  bahkan  hingga  pukul  12  siang  Lisa  tidak  menerima
           pemberitahuan apapun dari laman website pengumuman sekolah dambaannya.
           Rasa  kecewa  seketika  membuncah  didadanya,  pikirannya  kacau.  Tapi
           sekelebat  harapan  muncul  kala  didapati  sebuah  pemberitahuan.  Sayangnya,
           tidak seperti yang diharapkan, kecewa yang ia dapat. Pemberitahuan itu datang
           dari  salah  satu  sekolah negeri  yang  tanpa pernah ia  sangka akan  jadi  bagian
           dari 1.502 harinya kedepan.


           86
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103